STIK DRUM DAN PROFESOR PERTANIAN

Oleh Aslam Katutu

NusantaraInsight, Makassar — Profesor bidang Pemuliaan Bioteknologi Pertanian, tiba-tiba menyusul ke lantai dua. Siang itu saya mengajak Fadly, Vokalis Padi Reborn untuk berfoto di studio musik.

Maksudnya biar jadi kenang-kenangan bisa berpose dengan seorang musisi terkenal yang di zamannya lagu-lagunya paling kusukai.

Biasanya, kalau bermain music saya selalu di posisi drummer, sejak di kampus dulu di Bandung, dengan kawan-kawan kami membentuk kelompok band kampus dan posisi sebagai penabuh drum. Kali ini kurang cepat, posisi itu diambil alih oleh Sang Professor.

Saya yang kebingungan spontan mengambil gitar dan Pak Muliadi Saleh posisi sebagai pemain Keyboard, Tentu Padly memegang Mic seakan-akan membawakan sebuah lagu. Jepret ! jadilah Foto kelompok band yang kami lalu iseng menyebutnya Urban Farming Band. Hehehe.

Kebetulan saat ini kami sedang menginisiasi gerakan Urban Farming di Makassar bersama Fadly Padi, yang diamanahkan sebagai Ahli Urban Farming oleh Walikota Makassar.

“Pak Prof” begitu panggilan saya kepada Profesor Sudirman Numba, yang baru saja dikukuhkan jadi profesor di Auditorium Al-Jibra UMI, Sabtu 31 Mei 2025 lalu. “Pak Prof bisa menabuh drum ya?” tanyaku.

BACA JUGA:  IDUL QURBAN, KORUPSI DAN ARSIP

“Begini ceritanya, semasa remaja dulu kalau saya ingin menonton konser music, stik drum sengaja kubawa dan kupegang ketika hendak masuk ke dalam, petugas jaga pasti menyangka kalau sayalah penabuh drumnya.

Hehehe. Lolos lah saya tanpa harus membeli tiket. Tapi Resikonya, setelah selesai konser saya jadi rebutan untuk dimintai berfoto bersama, karena tubuh saya yang ceking dari kejauhan sangat mirip dengan penabuh drum”

“Oh pantas, Bapak bisa menjadi seorang professor, karena sangat kreatif” kataku, disambut tawa yang yang lain.

Saya mencoba mencari hubungan antara Stik Drum dengan Sang Profesor pertanian.

IRAMA ALAM DAN DUA STIK

Di balik sepasang stik drum yang sederhana, tersembunyi filosofi kehidupan yang dalam. Ia bukan sekadar alat musik, melainkan cermin perjalanan manusia: tentang keseimbangan, disiplin, dan seni menemukan irama di tengah kekacauan dunia.

Stik drum selalu hadir berpasangan. Ia mengajarkan bahwa hidup bukanlah tentang salah satu sisi saja, tetapi tentang keseimbangan. Seperti tangan kanan dan kiri yang saling melengkapi, kita pun membutuhkan harmoni antara logika dan perasaan, kerja keras dan istirahat, ambisi dan kerendahan hati. Tanpa keselarasan itu, hidup akan terdengar sumbang, seperti drum yang dipukul tanpa irama.

BACA JUGA:  Bisakah Penataan Ruang Diprioritaskan? (Catatan untuk Pj. Gubernur Sulawesi Selatan)

Stik drum adalah metafora kehidupan, sama seperti dunia pertanian. Dua stik yang saling melengkapi menggambarkan keseimbangan: manusia dan alam. “Kau tak bisa menanam hanya dengan kekuatan tangan tanpa memahami ritme hujan,” ujarnya.