Stabilitas Harga dan Inovasi Pertanian: Wujud Nyata Komitmen NTB untuk Pangan Rakyat

Ketahanan pangan
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas harga dan memperkuat ketahanan pangan daerah.

Dr. Satrijo menambahkan, diversifikasi pangan lokal adalah kunci kemandirian. NTB memiliki potensi besar pada komoditas seperti rumput laut, ayam kampung super, dan produk olahan lokal. Produk-produk ini bukan hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga memiliki nilai ekonomi tinggi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kita perlu menghentikan budaya boros pangan dan mulai mencintai pangan lokal. Dengan cara itu, kemandirian pangan bukan lagi slogan, tetapi gerakan nyata,” tegasnya.

Sinergi dan Masa Depan Ketahanan Pangan NTB

Diskusi dalam forum Bincang Kamisan menegaskan bahwa ketahanan pangan NTB adalah hasil sinergi tiga pilar utama: pemerintah, dunia usaha, dan akademisi. Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, kenaikan harga pupuk, hingga fluktuasi nilai tukar yang memengaruhi biaya produksi pangan.

Pemprov NTB bertekad melanjutkan berbagai program strategis seperti Gerakan Pangan Murah, operasi pasar, kerja sama regional, riset inovatif kampus, dan edukasi konsumsi bijak. Seluruh upaya ini diarahkan agar NTB tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri, tetapi juga berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.

BACA JUGA:  KOKOH DI PILAR KONSTITUSI

Seperti disampaikan Dr. Satrijo dalam penutup diskusi, “Membahas stabilitas harga dan ketahanan pangan berarti membicarakan hajat hidup orang banyak. NTB berpotensi menjadi lumbung pangan nasional jika sinergi antar pihak terus diperkuat.”

Dengan komitmen yang kokoh, langkah terencana, dan dukungan inovasi teknologi, NTB terus menapaki jalan menuju kemandirian dan ketahanan pangan yang berkelanjutan—dari pasar murah hingga laboratorium kampus, dari kebijakan pemerintah hingga kesadaran masyarakat.

#Akuair-Ampenan, 14 Nopember 2025

 

br