“Ketika dipertemukan di ruang Pemeriksa, pelaku malah balik menuduh saya mabuk. Beda barang bukti pecahan gelas dan toples yang sudah diamankan petugas di TKP,” kenangnya sambil menambahkan, dia juga pernah dikeroyok di depan rumahnya karena memberitakan ‘ulah oknum’ Polisi yang gerebek penjudi dan balapan liar dibantu sejumlah preman sebagai ‘peluncur’ untuk kepentingan pribadi.
“Alhamdulillah, Tuhan melindungi saya tak apa apa ketika dikeroyok. Dan oknum itu jalani hukuman disiplin sekalipun mengelak bahwa dia salah sasaran.
“Saya maafkan alasan kekhilafannya dengan syarat harus minta maaf pada keluarga, tetangga dan organisasi profesi saya secara tertulis”, senyumnya sambil meyakinkan para yunior di depannya bahwa demi kebenaran, dirinya tak pernah gentar melaksanakan tugas kewartawanan.
* * *
JUARA I LOMBA MENULIS
“Masih adakah nostalgia lainnya yang takkan terlupakan”, tanya teman lainnya.
“Saya pernah Juara lomba menulis yang pesertanya dari kalangan Mahasiswa, Akademisi, Tokoh masyarakat, Penulis dan Wartawan dalam rangka Hari Pers Nasional,” akunya.
Juara yang tak pernah terbayangkan, katanya, karena awalnya tak berniat ikut. Apalagi siangnya tidak turut meninjau lapangan obyek lomba bertema ” “Makassar kota Bersinar” dan “Pewilayahan Komoditas di Sulsel” yang dimulai sore, ba’da fardhu Ashar.
Menurutnya, saat itu motor CB ‘Gelatik’nya masuk bengkel. Jadi, takut tak dapat angkot pulang. Karena, lewat magrib tak ada lagi ‘pete pete’ ke Antang dari Tello.
Ketika berbenah mau pulang, dompetnya tercecer. Mungkin, curiganya, dia kecopetan waktu ke toko Akai ‘cuci mata’ depan Balai Wartawan di kawasan Pantai Losari.
Andy melihat ke arah peserta yang lagi berjibaku diiringi suara mesin ketik bertalu talu. Di sana ada tetangga. Namanya, Asli Kusuma Wartawan Harian sore, Tegas.
Dia lalu mendaftar ke Panitia. Padahal, sudah menjelang Magrib.
Mesin ketik di kantornya diboyong dan memilih duduk dekat tetangganya sambil meminta tolong boncengan pulang.
Lusanya, malam acara puncak di auditorium RRI Nusantara IV, dihadiri Menteri Penerangan alm H.Harmoko, mantan Ketua PWI Pusat.
Saat itu, katanya, hujan deras sejak siang hingga sore. Tak ada angkot malam. Terpaksa pinjam motor menyusuri guyuran hujan sepanjang 13 Km.
Ketika Andy tiba, acara ternyata sudah berlangsung. Dia baru berbenah karena celana bagian bawah basah tak bisa tertutup mantel.Tiba tiba terdengar namanya berulangkali dipanggil sebagai Juara 1 lomba menulis ‘Makassar kota Bersinar’.
“Dengan celana basah saya naik ke panggung menerima Piala dan Mesin Ketik dari Menpen RI, disaksikan Muspida Sulsel dan Muspida Kota Makassar” kenangnya, dan menyampaikan, mesin ketik merk ‘Brother’ itu masih tersimpan di museum mininya.
* * ,*
PENYIAR DAN PEMUSIK.