Tampaknya, anak bangsa ini semakin tercerabut dari akar budayanya sendiri. Dalam realitas sosial muncul ketidakberdayaan kita menghadapi menguatnya arus pengaruh budaya baru yang mengarah kepada diferensiasi di tengah masyarakat. Dampak yang sangat krusial adalah rentannya masyarakat terpicu oleh tindak kekerasan.
Di mana-mana (dari tayangan TV) kita menyaksikan tindakan kekerasan. Konflik horisontal terjadi hampir setiap waktu. Konflik ini tidak saja merebak di kampung-kampung, tetapi telah merembet ke gedung-gedung parlemen yang kian memperburuk kehidupan demokrasi di republik ini.
Akhirnya, untuk menyikapi ’ketololan’ memperlakukan demokrasi dan kebebasan itu, kita selalu mengatakan sedang dalam proses belajar. Sampai kapan? (*).