Masyarakat menyebutnya ritual _molang maliq_ yang berarti mengembalikan kesucian tempat yang disakralkan. Musik _kebangru’an_ —terutama kehadirannya di mata air Mualan Benyer—semakin diyakini sebagai musik khusus yang dapat menyuburkan air serta menjaga kualitas kesuciannya.
“Sesungguhnya kearifan lokal ini harus tetap dijaga, dirawat dan dilestarikan. Karena bagaimana pun kita tetap terhubung satu sama lain. Sebagaimana adanya dimensi waktu: masa lalu, masa kini, dan masa datang, ” pungkas Akeu.
#Akuair-Ampenan, 02-08-2025