Tradisi Kebangru’an

Bersama Akeu Surya Panji (atas) dan Yuga Anggana (bawah). Foto: Ist.

Catatan Agus K Saputra

NusantaraInsight, Ampenan — Selepas mengikuti Dialog Kebudayaan di Universitas Bumigora (Sabtu, 26/07), lanjut ngopi bareng kang Akeu Surya Panji, dari Perkumpulan Seni Menduli Selayar (PSMS).

Perkumpulan ini bergerak di bidang kebudayaan. Perannya diarahkan untuk pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan di wilayah Desa Telaga Waru, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur.

“Utamanya fokus di ritus _kebangru’an_ hingga pengembangan unsur seni dari ritus _kebangru’an_ yang diampu dan dikembangkan oleh Perkumpulan Seni Menduli Selayar,” ucap Akeu.

Namun, sebelum dikenal sebagai perkumpulan budaya, tentu saja perkumpulan ini menjalani proses cukup panjang dalam mengelola organisasinya. Akeu menyebut seorang tokoh adat setempat bernama Rihin, yang memperkenalkannya pada ritus musik kebangru’an.

“Sekitar tahun 2009, saya diajak mengikuti prosesi pernikahan di Gili Trawangan. Saya berada di barisan belakang. Entah mengapa, iringan musik membuat airmata mengalir. Kemudian saya mencari tempat sepi di tepi pantai. Di sana saya merenung, memaknai dan bertekad kuat lebih mendalami lagi ritus musik kebangru’an,” kenang Akeu.

BACA JUGA:  Giri Arnawa: Soal Banjir dan Perubahan Iklim

“Pada 09 Mei 2009 tercatat sebagai pembentukan (kembali) grup musik _kebangru’an_ , “ tambah Akeu.

Perkumpulan Seni Menduli Selayar adalah perkumpulan yang berlandaskan cita-cita luhur. Mengabdi tanpa pamrih dan dikelola secara nirlaba. Masuk ke ranah sosial dan kemanusiaan lantas dinotarialkan pada 2010 sesuai Akta Notaris Nomor 20 yang dibuat oleh Notaris Eddy Hermansyah. Awalnya, lanjut Akeu, bernama Lembaga Pendidikan Seni Budaya Kebangru’an.

Pada 2013 mengalami perubahan menjadi Lembaga Seni Menduli Selayar, dengan Akta Notaris Nomor 28. Kemudian pada 2023 mengalami perubahan lagi dengan nama Perkumpulan Seni Menduli Selayar berdasarkan Akta Notaris Nomor 50, dibuat oleh Notaris Dwi Zuljunia.

Seiring perjalanannya, PSMS menetapkan tujuan utama pergerakan yang berfokus pada bidang kebudayaan. Visi dan misi pun kemudian disusun sebagai berikut:

Visi menjadi wadah perlindungan, pemanfaatan, pengembangan, dan pembinaan budaya masyarakat di wilayah Desa telaga Waru, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Misi:
• memperkenalkan potensi seni tradisi di wilayah Desa telaga Waru, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur kepada masyarakat Indonesia dan dunia melalui berbagai jenis kegiatan terkait kebudayaan
• menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait dalam pengembangan kebudayaan baik itu riset, kajian, serta pemikiran kebudayaan di tingkat regional, nasional, dan internasional.