Catatan: Agus K Saputra
NusantaraInsight, Ampenan — Dalam struktur Anggaran dan Pendapatan Negara {APBN), kita selalu disajikan data dengan istilah defisit anggaran. Hal ini sesungguhnya disebabkan sebagai akibat dari belanja negara selalu lebih besar dari pada pendapatan negara.
Dengan kata lain, defisit anggaran adalah kondisi ketika pengeluaran pemerintah melebihi pemasukan yang diperoleh. Di Indonesia, defisit anggaran sering kali terjadi ketika penerimaan negara tidak mampu menutupi semua pengeluaran yang direncanakan oleh pemerintah.
Menurut Umar Basalim dalam bukunya “Kebijaksanaan Fiskal dan Moneter” (1993), defisit mengindikasikan adaya kekurangan keuangan karena pengeluaran yang melebihi pemasukan. Sementara Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI) menjelaskan bahwa defisit APBN terjadi Ketika nilai belanja negara melebihi penerimaan negara.
Penyebab Defisit Anggaran
Menyitir Laudia Tysara dalam Liputan 6 tanggal 29 Februari 2024, penyebab defisit anggaran pada suatu negara dapat berasal dari berbagai faktor yang mempengaruhi keseimbangan penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Berdasarkan buku “Keuangan Negara Suatu Tinjauan Komprehensif dan Terpadu” karya Effendie, beberapa faktor utama yang menyebabkan deficit anggaran antara lain:
1. Daya Beli Masyarakat Rendah
Defisit anggaran dapat terjadi akibat rendahnya daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa. Sebagai contoh, ketika harga-harga sembako, BBM, transportasi, dan listrik meningkat, namun pendapatan masyarakat tidak sejalan. Pemerintah perlu memberikan subsidi untuk memastikan masyarakat berpenghasilan rendah tetap dapat membeli kebutuhan pokok.
Contoh kasus adalah saat kenaikan harga BBM yang memicu pemberian subsidi oleh pemerintah untuk meredam dampaknya.
2. Lemahnya Nilai Tukar Mata Uang
Negara yang melakukan pinjaman dalam mata uang asing, seperti Indonesia, dapat mengalami defisit akaibat fluktuasi nilai tukar mata uang. Contoh kasus terjadi ketika terjadi depresiasi nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS, sehingga utang yang harus dibayar oleh pemerintah menjadi lebih besar.
3. Pembiayaan Pembangunan
Investasi besar dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat menyebabkan defisit anggaran jika pengeluaran lebih besar daripada penerimaan.
Sebagai contoh, proyek infrastruktur yang memerlukan dana besar namun belum memberikan dampak ekonomi yang sebanding. Kasus seperti ini dapat menyebabkan defisit anggaran jangka pendek.
4. Terjadinya Inflasi
Ketidakstabilan harga yang tak terduga dapat mempengaruhi defisit anggaran. Dalam kasus inflasi, beban biaya untuk program pemerintah meningkat, sementara anggaran telah ditetapkan. Contoh kasusnya adalah ketika terjadi inflasi mendadak yang memaksa pemerintah untuk merevisi APBN.