Kalah Tapi Tetap Sombong

Padahal dunia melihat jelas bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah modern, Israel ketakutan di rumahnya sendiri. Terjawab sudah mengapa Netanyahu melarang warga memposting kondisi dan kerusakan yang terjadi di Israel.

Hadis Nabi ﷺ menggambarkan pula:
“Orang Yahudi paling keras permusuhannya kepada orang-orang yang beriman.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Permusuhan yang dibungkus dengan kesombongan. Israel tak pernah mau mengakui kesalahan atau kekalahan. Bahkan ketika mereka terang-terangan membantai anak-anak di Gaza, mereka mengklaim itu sebagai “operasi pertahanan diri”. Mereka mengganti hukum Allah, mereka manipulasi fakta, dan mereka tetap berdiri di mimbar-mimbar dunia dengan dada membusung.

“Mereka suka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya.”
(QS. Al-Ma’idah: 13)

Netanyahu, yang sudah terbiasa menipu rakyatnya sendiri dan dunia internasional, kini menipu dirinya sendiri. Ia tahu Israel tidak menang. Ia tahu sistem pertahanannya jebol. Ia tahu rakyatnya mulai kehilangan kepercayaan. Tapi karena warisan ideologisnya, ia tidak bisa mengakui kelemahan. Ia memilih kesombongan daripada kebenaran.

BACA JUGA:  APBN Defisit Lagi!

Namun dunia tidak sebodoh itu. Dunia tahu bahwa Iran tidak sedang bermain-main. Serangan yang mereka luncurkan adalah bentuk penegasan, bahwa dominasi Israel bukan lagi mutlak. Bahkan negara yang selama ini dikenai embargo, diisolasi, dan dikucilkan, bisa menghantam pusat kekuatan musuhnya secara langsung.

Rakyat Palestina yang sudah puluhan tahun menderita, tersenyum tipis. Bukan karena mereka suka perang. Tapi karena untuk pertama kalinya, Israel merasa apa yang mereka rasakan.

Untuk pertama kalinya, penjajah merasa takut di tanah yang mereka rampas. Dan untuk pertama kalinya, dunia mulai membuka mata, bahwa mereka yang selama ini mengaku korban, ternyata adalah pelaku. Mereka pandai memainkan Flying the Victim.

Kesombongan adalah penghalang utama bagi hidayah. Itulah sebabnya sebagian besar Bani Israil menolak kebenaran meskipun sudah melihat mukjizat. Dan itulah sebabnya, Israel hari ini terus menolak realitas meski kepalanya sudah berdarah.

Netanyahu mungkin bisa berdiri di podium dan berteriak “Kami menang!”, tapi fakta berkata lain. Rudal Iran telah menembus harga dirinya. Dunia sudah melihat topeng Israel retak. Dan sejarah akan mencatat bahwa pada masa ini, Israel pertama kalinya digertak habis-habisan, dan tetap memilih sombong.

BACA JUGA:  JASA KEUANGAN DI TENGAH RISIKO KETIDAKPASTIAN

Karena itulah, kekalahan sejati bukan ketika jatuh, tapi ketika menolak mengakui bahwa kita jatuh. Dan Israel, hari ini, telah kalah dua kali: di medan perang, dan di dalam hatinya sendiri. Sebab sebagaimana firman Allah:
“Sesungguhnya orang yang sombong di muka bumi tanpa alasan yang benar, mereka tidak akan mendapat petunjuk.”
(QS. Al-A’raf: 146)

br
br