Obituari H.M.Alwi Hamu : Raja Media dari Timur Telah Tiada

H.M.Alwi Hamu
H.M.Alwi Hamu Raja Media dari Timur

Suami H.Nuraini ini, termasuk dapat digolongkan sebagai komunitas Bill Gates, jutawan pemilik dan pencipta Microsoft. Pada jejeran nama tanpa gelar yang sukses besar tersebut ada nama-nama lain seperti, Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka), H.Agus Salim, K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), M.Anwar Ibrahim (mantan Wakil/PM Malaysia), Abdullah bin Auf, Abuya Ashaari, M.Natsir, Hasan Al Banna, Anne Rufaidah, Kol.Sanders, dan Siti Nurhaliza. Mereka adalah orang-orang yang telah mencatatkan dirinya mampu meraih sukses besar tanpa embel-embel yang terakhir-terakhir ini diburu dan digilai banyak orang. Gelar terkadang diperoleh secara instan. Sepertinya hidup ini tidak afdal tanpa gelar, hingga harus diburu dan dikejar untuk memperpanjang nama. Alwi Hamu – meski dia mampu – tak silau dengan orang yang memburu gelar.

Mungkin ada yang bertanya, sukses apa yang diraih Alwi Hamu hingga dapat disejajarkan dengan mereka? Kita tidak dapat menafikan, tanpa ayah lima anak ini, Harian Fajar tidak akan sebesar sekarang. Bukan cuma itu, tanpa anak pasangan H.Muh.Syata dan Hj Ramlah ini, Media Fajar Group tidak bakal mampu melebarkan jejaring di berbagai daerah di Sulawesi Selatan dan Indonesia bagian timur. Melahirkan media-media baru yang eksis maupun di Kawasan Timur/ Indonesia dalam frame Fajar Group.

BACA JUGA:  Hari Ketiga di Afrika, Presiden Jokowi Bertemu Presiden Tanzania

Alwi Hamu menyelesaikan pendidikan SD, SLTP, dan SLTA di Parepare. Pada tahun 1965 dia masuk Fakultas Teknik Unhas. Pada masa inilah dia bergaul dengan beberapa aktivis yang kemudian mengantar dirinya berkenalan dengan dunia pers. Pergaulan persnya itu didukung pengetahuan teori jurnalistik yang pernah ditimbanya melalui Kursus Kewartawanan “Mekar”.

Meskipun gagal melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Unhas hingga usai, Alwi Hamu lebih banyak menjalani pendidikan singkat dan nonformal. Misalnya saja, pada tahun 1970, dia mengikuti pendidikan Sub Editor Course di Kuala Lumpur, Malaysia. Empat tahun kemudian mengikuti Project Apraisal Course yang dilaksanakan di Unhas. Setahun kemudian di Unhas juga, dia mengikuti Minout Indonesia Course (1975).

Pada tahun 1976, dia memperoleh kesempatan mengikuti Workshop Penerbit Buku di Bangkok. Dia harus mengikuti lokakarya tersebut dalam kapasitasnya sebagai salah seorang yang mengelola percetakan dan penerbit buku. Percetakan ‘’Bakti Baru’’ termasuk penerbit yang rajin menerbitkan berbagai buku produk lokal Sulawesi Selatan antara tahun 70-an.

Soal pendidikan atau kursus maupun seminar dan lokakarya mengenai pers, sudah tidak terhitung banyaknya dia ikuti. Mungkin hampir sama banyaknya dengan posisinya sebagai pembicara tentang pers di berbagai daerah di Indonesia.