Muhammad Abduh pernah mengatakan bahwa seringkali Islam tertutup oleh orang-orang Islam. Lebih tegasnya, keindahan syariat Islam kadangkala tertutup oleh cara orang mengamalkan ajaran Islam. Shalat Anda kurang bermakna, bila tidak dapat mencegah kekejian dan kemungkaran. Haji Anda tak berarti, jika Anda tidak meninggalkan rumah sempit egoisme dalam diri Anda. Bagaimana orang bisa tertarik menegakkan sistem pemerintahan Islam, bila yang tampil sebagai negara Islam adalah gambaran menakutkan tentang Islam.
Padahal, Al-Quran menyebut umat Islam sebagai Khaira Ummah, umat yang terbaik. Rasulullah SAW memberi tuntunan pada kita, “Barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung. Siapa yang hari ini keadaannya sama dengan kemarin, maka dia dalam keadaan merugi. Dan siapa yang kondisinya hari ini lebih buruk dari sebelumnya, maka sesungguhnya dia celaka.” Olehnya itu, saat ini adalah waktu yang tepat bagi umat Islam, secara aktif dan progresif melakukan muhasabah diri. Menjalankan perubahan dan perbaikan dengan konsisten. Meningkatkan kualitasnya serta mengambil peran yang lebih nyata, agar dapat memberi pengaruh positif dalam upaya memajukan kehidupan berbangsa dan bernegara untuk Indonesia tercinta. “Demi Waktu. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.”
Selamat Tahun Baru Islam 1445 H.
* Pengurus Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA SulSel dan Peneliti pada Ma’REFAT INSTITUTE (Makassar Research for Advance Transformation) Sulawesi Selatan.