Sumohadi Marsis punya rubrik di Tabloid Bola yang diberi nama “Catatan Ringan”. Isinya benar-benar catatan ringan, ringan bahasanya, kalimatnya pendek-pendek, tidak menghakimi, tidak menghujat, dan selalu diselingi humor.
Gaya penulisan saya juga banyak dipengaruhi oleh gaya tulisan HM Dahlan Abubakar, guru jurnalistik pertama saya di Harian Pedoman Rakyat. Beliau selain sebagai wartawan (mantan Pemimpin Redaksi Harian Pedoman Rakyat), juga seorang dosen (Universitas Hasanuddin) dan banyak menulis buku.
Mengajar di Kampus
Ketika Harian Pedoman Rakyat tidak lagi terbit, saya mengajar sebagai dosen luar biasa di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar (2008-2014), di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Makassar (tahun 2010), di Universitas Negeri Makassar (UNM, tahun 2020), serta di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar (2007-2014), dan di Universitas Pancasakti (Unpacti) Makassar (masih mengajar sampai sekarang).
Saya mengajarkan beberapa mata kuliah, antara lain mata kuliah Jurnalistik, mata kuliah Penulisan Artikel, Esai dan Opini, mata kuliah Teknik Peliputan Berita, mata kuliah Teknik Penulisan Berita, mata kuliah Kehumasan dan Keprotokolan, mata kuliah Dasar-dasar Public Relation, mata kuliah Public Speaking dan Retorika, serta mata kuliah Pengembangan Kepribadian dan Human Relation.
Mata kuliah apapun yang saya ajarkan, saya selalu mewajibkan mahasiswa membuat tulisan, baik berupa makalah maupun artikel ilmiah populer atau artikel opini. Itu saya lakukan, karena saya ingin semua mahasiswa bisa dan mahir menulis artikel opini.
Menulis di Media Sosial
Tahun 2017, saya menulis secara rutin opini dalam bentuk obrolan di media sosial Facebook, dengan nama “Obrolan Daeng Tompo dan Daeng Nappa.”
Tulisan itu berisi obrolan antara dua tokoh rekaan bernama Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’, yang sambil ngopi membahas berbagai masalah, mulai dari masalah keseharian, masalah-masalah sosial kemasyarakatan, masalah politik dan pemerintahan, hingga masalah agama.
Beberapa teman menyarankan agar tulisan-tulisan dalam Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ dikumpulkan dan dibukukan. Mudah-mudahan hal itu dapat terwujud.
Materi Khutbah Jadi Artikel Opini
Dalam beberapa tahun terakhir, saya aktif berceramah di masjid, baik ceramah singkat yang biasa disebut kultum (kuliah tujuh menit), maupun ceramah tarwih dan khutbah Jumat. Materi khutbah Jumat selalu saya buat secara tertulis agar terdokumentasi.
Belakangan saya kemudian mengubah materi khutbah tersebut menjadi artikel opini dan memuatnya di media daring, antara lain di Pedoman Karya (www.pedomankarya.co.id), di website MUI Sulsel (https://muisulsel.com/), dan di website MUI Pusat (https://mui.or.id/).
Saya berharap tulisan-tulisan saya bermanfaat bagi banyak orang dan semoga menjadi amal jariyah bagi saya, amin.***