Saya belum baca bukunya, namun, menyimak dari apa yang disampikan oleh Prof. Kembong dari atas podium bahwa buku yang ditulisnya berisi tentang kisah perjalanan hidupnya, berbagi kisah-kisah pribadi yang menginspirasi, dan memberikan wawasan tentang arti sejati dari kenangan dan pengalaman.
Di dalam buku tersebut juga terdapat pesan yang dalam. Pesan bahwa setiap kenangan dan kisah hidup memiliki nilai yang tak ternilai. Semua yang terjadi pada perjalan hidup adalah bagian dari kita, seperti ukiran di atas batu, yang akan tetap abadi seperti ketika saya pertama kali dipertemukan dengan suami dan kami menikah dan menjalani hidup bersama hingga hari ini sampai ajal menjemput kami. Kata Prof. Kembong dari atas podium
Prof. Kembong menambahkan bahwa ia merasakan betapa berharganya kenangan dan kisah hidup, serta betapa pentingnya untuk menjaganya dalam bentuk yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
Masya Allah… saya terkadang dan sangat menginspirasi betapa pentingnya kisah kita diabadikan dengan tulisan yang di dokumentasikan dalam bentuk buku.
Dengan begitu, apa yang menjadi kisah dari Prof. Kembong Daeng menjadi pengingat bahwa siapa saja apapun latar belakang kita setiap kita pasti memiliki kisah yang layak untuk diabadikan, oleh karena setiap pengalaman memiliki nilai, dan bahwa menulis adalah cara untuk mengukir kenangan kita di atas batu, sehingga mereka akan abadi, meskipun waktu terus berjalan dan kita pun akan melewati kehidupan yang bernama dunia menuju kehidupan yang abadi yaitu kehidupan akhirat dan mungkin dengan cara menulis adalah amal jariyah terwariskan “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al Anbiya: 35)
“Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya.” (Hadits)
Parang Tambung, 6 November 2023







br






