Sambil menatap jam tangan saya yang sudah menunjukkan pukul 15.30, rasa khawatir muncul bertubi-tubi, khawatir terlambat, khawatir kehujanan dijalan sehingga saya tidak bisa mendatangi acara tersebut karena basah. “Bagaimana ini om Awing?” tanya saya dengan nada cemas. “Om diluar sepertinya akan turun hujan. Ayo! mi kita segerah ke acaranya Prof. Kembong. Ajak saya pada Om Awing sahabat yang hampir setiap hari selalu bersama. Om Awing pun merespon dengan wajah penuh semangat, “Iye, segerah kita berangkat. Biar hujan kita akan terobos. Saya juga tidak sabar lagi untuk menghadiri acaranya Prof. Kembong.” Kata Om Awing pada saya.
Om Awing lalu menambahkan, “Sebaiknya kita berangkat menggunakan satu motor saja.” Saya tersenyum dan mengangguk setuju. Ternyata saya dan Om Awing sama-sama merasakan perasaan yang sama yaitu tidak sabar lagi untuk menyambut hujan yang dinanti-nantikan dan tak kalah pentingnya, adalah sekalipun hujan akan turun kita akan terobos itu hujan untuk menghadiri acara Soft Launching Novel Autobiografi Prof. Kembong Daeng kata Om Awing pada saya memberi semangat sekaligus menguatkan tekad. Acara tersebut diinisiasi oleh SATUPENA Sulawesi Selatan yang akan berlangsung di Aula Kampus Universitas Patompo, Jalan Inspeksi Kanal No 10 Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, pada hari Sabtu, 4 November 2023.
Fa iza ‘azamta fa tawakkal ‘alallah
“Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.”
Tekad yang bulat itu kemudian mengantar saya dan om Awing menuju lokasi acara yang jaraknya kurang lebih 3 km dari Kafe Baca tempat kami star. 15 menit kemudian, setelah perjalanan panjang menerobos macet sepanjang jalan Hertasning saya dan Om Awing tiba di ruang Aula Universitas Patompo Makassar. Suasana sudah mulai ramai dengan kehadiran para tamu dan peserta yang antusias. Aroma romantis terasa merayu, bagaimana tidak acara tersebut dirangkaikan dengan hari jadi pernikahan Prof. Kembong Daeng dan Dr. Drs. H. Muh. Yahya. M.Pd yang ke-34 Tahun. Suasana itu membawa khayalan saya menuju 11 tahun yang lalu bersama almarhumah istri saya Heliati Eka Susilowati ketika kami mengucapkan ijab qabul di Grand Sentul Bogor Jawa Barat. “Mungkin saya bisa melakukan hal yang sama seperti Prof. Kembong lakukan hari ini bersama suaminya kalau masih hidup istri.” Kata saya dalam khayalan itu
Lalu saya segera mencari tempat duduk yang telah disiapkan panitia om Awing sibuk dengan kameranya kesana kemari mungkin lagi cari momen yang tepat untuk memotret maklum Om Awing adalah seorang wartawan.







br






