Kedai Kopi, Teori Tempat Ketiga, dan Ruang Kreativitas

Rusdin Tompo dan Fadli Andi Nasif di kedai kopi
Rusdin Tompo dan Fadli Andi Nasif di kedai kopi

Demikian halnya dengan penulis Mesir, Naguib Mahfouz, menikmati secangkir kopi hangat sambil menangkar ide tulisannya di kedai Karnak. Fyodor Dostoevsky, tak hanya jatuh cinta pada St Petersburg, tapi juga jadi pengunjung setia Kafe Literaturnoe di kota itu untuk menulis. Franz Kafka pun begitu, jadi pelanggan kedai Montmartre di Kota Praha. Meski ia dikenal bukan penyuka kopi tapi karakter peminum kopi dihadirkan dalam cerpen dan novelnya.

Bagi penulis, kedai kopi, warkop, dan kafe adalah sumber ide yang tak habis ditulis. Ada banyak tulisan yang mengambil sumber ilham dari tempat-tempat itu. Banyak pula tulisan yang dikerjakan di situ, yang bisa dilacak pada pencantuman tarikh, ketika tulisan itu rampung dibuat. (*)

BACA JUGA:  LITERASI PINTU MEMASUKI TRADISI INTELEKTUAL
br