HM Daeng Patompo dan Angka-Angka Tahun yang Tidak Selaras

George Bernard Shaw, penulis drama, kritikus, dan politisi berkebangsaan Irlandia pernah bilang, “Kita belajar dari sejarah bahwa kita tidak belajar apa pun dari sejarah.” Penulis asal Spanyol, George Santayana, memperjelas kalimat itu, dengan mengingatkan bahwa mereka yang tidak bisa belajar dari sejarah ditakdirkan untuk mengulanginya.

Merujuk Masa Jabatan Sebelum dan Sesudahnya

Saya mencoba melakukan analisis sederhana untuk memastikan masa jabatan HM Daeng Patompo. Biar nanti dapat saya simpulkan masa awal beliau menjabat sebagai wali kota, dan masa berakhir beliau mengorkestrasi pembangunan di kota ini.

Berdasarkan situs web Pemkot Makassar, sebelum Patompo, Wali Kota Makassar adalah H Aroepala. Namun, lagi-lagi masa jabatan Aroepala ditulis tidak konsisten, yakni 1962-1965 dan 1961-1965.

Setelah Patompo, Makassar dipimpin oleh Kolonel Abustam, sebagai wali kota. Ternyata penulisan periodenya juga ada dua, dan berbeda, masing-masing 1976-1982 dan 1978-1983.

Saya mencari sumber-sumber lain, dan mendapati bahwa tanggal kelahiran Patompa juga ditulis berbeda. Ada yang menyebut lahir pada tanggal 16 Agustus 1926, tetapi ada pula yang menyebut 17 Agustus 1926. Nah.

BACA JUGA:  Ada Tangis di Sangtandung

Dalam buku “Makassar Doeloe, Makassar Kini, Makassar Nanti”, dengan editor Yudhistira Sukatanya dan Goenawan Monoharto (2000), ditulis bahwa pria kelahiran Polawali Mandar, yang punya nama kecil Andi Sappewali itu, diangkat sebagai wali kota pada tanggal 8 Mei 1965 dalam Sidang Pleno DPRD Kotamadya Makassar.

Hanya saja, dalam buku yang sama, yang membahas khusus Patompo, tidak ditemukan kapan, di mana, dan bagaimana prosesi Patompo mengakhiri tugas mulianya sebagai Wali Kota Makassar.

Ensiklopedia daring, wikipedia.org, dalam judul artikel “Daftar Wali Kota Makassar” mengurai masa jabatan Patompo terdiri atas tiga periode.

Periode pertama dimulai tanggal 8 Mei 1965 hingga 1968, periode kedua 1968-1973, dilanjutkan periode ketiga, tahun 1973-1978. Artinya beliau menjadi wali kota selama 13 tahun–mungkin periode terlama seorang wali kota dalam sejarah Indonesia.

Bayangkan, selama beliau memimpin Makassar, Gubernur Sulawesi Selatan tiga kali berganti, mulai dari periode Andi Ahmad Rifai, Achmad Lamo, hingga Andi Oddang. Saat Patompo menjabat, terjadi pula peristiwa besar di negeri ini, yakni pergantian tampuk pemerintahan dari Ir Soekarno ke Jenderal TNI Soeharto.

BACA JUGA:  Hj Normi Palaguna, dan Kaset Rekaman Sebagai Bukti Siar

Ali Sadikin-nya Ujung Pandang

HM Daeng Patompo merupakan wali kota fenomenal, terkenal karena berbagai terobosannya. Pria humoris dan bersahaja ini membangun Makassar dengan pola pemberantasan “3K”, yaitu kemiskinan, kebodohan, dan kemelaratan. Impiannya, menjadikan Makassar sebagai kota “5 dimensi”: sebagai kota dagang, kota budaya, kota industri, kota akademik, dan kota pariwisata.

br