HM Daeng Patompo dan Angka-Angka Tahun yang Tidak Selaras

Oleh: Rusdin Tompo (Koordinator SATUPENA Sulawesi Selatan)

NusantaraInsight, Makassar — Kolonel (Purn) Haji Muhammad Daeng Patompo merupakan Wali Kota Makassar yang legendaris. Salah satu legacy terbesarnya adalah memperluas wilayah kota ini, kurang lebih 4 mil atau setara dengan 10.000 hektare.

Semula hanya seluas 21 km persegi, lalu bertambah menjadi 175,77 km persegi. Sebagian wilayah Kabupaten Gowa, Maros, dan Pangkep diambil masuk menjadi bagian dari kota yang kemudian berubah nama menjadi Ujung Pandang itu.

Perubahan nama Ujung Pandang terjadi pada tanggal 31 Agustus 1971, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1971.

Belakangan, atas tuntutan sejumlah tokoh budayawan, akademisi, dan seniman, seperti Prof Dr Andi Zainal Abidin Farid, Dr Mattulada, dan Drs Hamzah Daeng Mangemba, nama Makassar dikembalikan.

Peristiwa bersejarah ini terjadi pada tanggal 13 Oktober 1999, di masa pemerintahan Presiden BJ Habibie. Dasar hukumnya merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 1999. Wali Kota Makassar, kala itu, adalah HB Amiruddin Maula.

Sumber Resmi Pemkot Tidak Akurat

BACA JUGA:  Lahan Contoh Penghijauan di Kec. Parado Bima (5-Habis): Lagu Lara Petani Jagung

Pertanyaannya, kapan dan berapa lama HM Daeng Patompo memimpin Ujung Pandang atau Makassar sebagai wali kota? Mungkin, banyak yang menduga, ini pertanyaan mudah, bisa di-searching di internet atau dibaca dalam sejumlah buku.

Harapannya begitu, tetapi ternyata tidak! Berdasarkan penelusuran saya, terdapat ketidak-konsistenan penulisan atau pencantuman masa jabatan wali kota yang dikenal dekat dengan kalangan seniman dan wartawan tersebut.

Anehnya, saya menemukan penulisan tahun-tahun masa jabatan wali kota yang tidak selaras itu justru di Museum Kota Makassar dan di portal berita Pemkot Makassar, makassarkota.go.id.

Di Museum Kota Makassar, Jalan Balai Kota Nomor 11, angka-angka yang berbeda itu bisa ditemukan di Patompo Memorial dan ruang yang memajang deretan lukisan Wali Kota Makassar dari masa ke masa.

Di Patompo Memorial yang berada di lantai dua, terdapat memorabilia berupa seragam dan baju dinas HM Daeng Patompo lengkap dengan tanda jasa dan pangkatnya.

Ada plakat, piagam, foto-foto aktivitasnya selama mengemban amanah sebagai Wali Kota Makassar, serta deretan piala–termasuk Piala Presiden Soeharto saat PSM juara di tahun 1974.

BACA JUGA:  RABITHAH CINTA DALAM UKHUWAH

Bila berada di Patompo Memorial, seolah kita akan menemui wali kota visioner itu di ruang kerjanya. Sebab ada meja kerja dan kursi sofa, yang layaknya diperuntukan bagi tamu.

Dalam ruangan itu, terpampang satu foto berukuran besar, yang menampilkan HM Daeng Patompo berdiri memegang tongkat komando, mengenakan baju dinas wali kota warna putih dengan dasi kupu-kupu hitam. Di pojok bawah foto tersebut tertera nama HM Daeng Patompo, dan masa jabatannya, 1965-1978.

br