Tidak hanya mendorong keterwakilan perempuan dalam penyelenggaraan pemilu, dia juga menerapkan berbagai teknis dan strategi agar partisipasi pemilih meningkat. Irmawati secara kreatif memberikan ide dan arahan agar semua TPS ditata semenarik mungkin. Kepedulian dan keberpihakannya juga ditunjukkan dengan meminta penyelenggara pemilu harus memperhatikan aksesibilitas bagi para penyandang disabilitas, lansia dan ibu hamil.
Perempuan yang biasa disapa Daeng So’na ini, memang memiliki jiwa kepemimpinan dan merupakan sosok pemimpinan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal siri’ na pacce, yang dengan empatinya itu ia mengorganisasikan tanggung jawabnya dengan penuh kasih sayang. Nilai-nilai yang dilandasi kesetaraan dan keadilan itulah yang menjadi strong point, sehingga dia berhasil dengan sangat baik sebagai penyelenggara pemilu 2019 di kecamatan Sanrobone. Bayangkan saja, proses rekapitulasi di tingkat kabupaten hanya membutuhkan waktu satu jam selesai tanpa adanya sanggahan. Itu lantaran semua hasil rekapitulasi yang disampaikan sama persis dengan data hasil rekapitulasi oleh saksi.
Irmawati selain terkenal berintegritas, dia juga aktif, penuh semangat dan tegas. Kapasitas yang dimilikinya itu terbentuk sejak dia masik kanak-kanak. Sejak kelas 4 Sekolah Dasar (SD), dia telah menjadi binaan Plan Internasional, sebuah lembaga donor yang fokus pada pemenuhan hak-hak anak. Plan Internasional Program Unit (PU) Takalar, pada tahun 1999-2000an, membentuk Dewan Anak, untuk memberikan pengalaman dan menanamkan nilai-nilai kepemimpinan dan demokrasi pada kelompok-kelompok anak binaannya.
Irmawati menjadi Ketua Dewan Anak di desanya, Paddinging, kemudian dia berhasil pula menjadi Ketua Dewan Anak di Kabupaten Takalar, pada saat dia masih duduk di kelas 1 SMA. Dia juga menjadi wakil pemimpin redaksi pada media anak Buletin Paraikatte, tahun 2002, di bawah pembinaan langsung Rusdin Tompo dari LiSAN (Lembaga Investigasi Studi, Advokasi Media dan Anak). Di usia remajanya, dia juga terpilih sebagai Duta Remaja Anti Narkoba pada tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
Dedikasinya dalam menyuarakan hak-hak anak di Takalar berlanjut. Bersama teman-teman anak binaan Plan, dia ikut mendirikan FIAT (Forum Interaksi Anak Takalar). Anggota FIAT tersebar di 15 Dewan Anak binaan Plan. Hampir seluruh pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di Kabupaten Takalar tergabung di dalamnya. Salah satu success story-nya, adalah ketika mereka berhasil membantu 700 anak memperoleh akta kelahiran gratis. Program ini merupakan cikal bakal lahirnya Peraturan Daerah Kabupaten Takalar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Perlindungan Anak dan Sekolah Ramah Anak (SRA) di Takalar.