NusantaraInsight, Rafah — Saat ini, semua perhatian dunia tertuju ke Kota Rafah, Gaza, Palestina yang digempur secara brutal oleh militer Israel.
Agresi militer Israel ke kota yang berbatasan langsung dengan Mesir itu yang dilakukan sejak Selasa (28/5/2024) malam, menewaskan puluhan pengungsi Palestina yang didominasi oleh anak-anak, wanita serta lansia.
Bahkan beredar video kota yang menjadi satu-satunya tempat terakhir bernaung bagi jutaan pengungsi Gaza, berkobar dilalap api di tengah gelapnya malam.
Kobaran api tersebut dipicu oleh serangan amunisi militer Israel yang mereka klaim sebagai serangan yang ‘tidak disengaja’.
Sontak, seluruh dunia mengutuk perbuatan keji Israel yang menyerang warga sipil tanpa pandang bulu dengan menggaungkan slogan “All Eyes on Rafah”.
Tak hanya itu, pada Rabu (29/5/2024), beredar video yang menarasikan ucapan salah satu warga Gaza di Rafah.
Dimana warga Palestina yang mengungsi di kota tersebut dalam narasi video itu dikatakan bahwa Rafah adalah satu-satunya kota yang tersisa di Gaza.
Menurutnya, setelah Rafah tak bisa ditempati lagi oleh warga Palestina karena diserang Pasukan Pendudukan Israel tanpa ampun, “mereka akan mengungsi ke surga”
Dalam video tersebut, diperlihatkan pula ekspresi para pengungsi yang sudah pasrah dan bahkan menyaksikan bom-bom Israel jatuh di depan mata mereka.
Sesekali kamera mengarah ke sisi lain, hanya ada pembatas tembok tinggi dengan kawat berduri yang mengurung para pengungsi.
Begitulah gambaran penderitaan jutaan warga palestina yang dikurung dalam ‘penjara terbuka’ selama lebih 76 tahun.
Tepatnya sejak tragedi Nakba, dimana Israel menduduki wilayah Palestina secara paksa pada tahun 1948 silam.(*)