Kontroversi, Menteri Israel Sebut Komunitas Internasional Tak Perlu Danai Gaza, Usulkan Cari Pemukiman Baru

Nakba
Pengusiran warga Palestina atau Peristiwa Nakba

NusantaraInsight, Tel Aviv — Menteri Intelijen Israel Gamliel mengatakan bahwa komunitas internasional tidak perlu mendanai pembangunan kembali Jalur Gaza yang hancur akibat perang.

Menteri Israel ini mengusulkan agar warga Palestina di Jalur Gaza untuk mencari negara lain untuk menampung mereka.

Menurutnya warga Gaza dapat ditampung oleh berbagai negara di seluruh dunia dalam program ‘permukiman kembali secara sukarela’.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (20/11/2023),

Usulan kontroversial oleh Menteri Intelijen Israel Gamliel dalam tulisannya yang dimuat oleh media lokal The Jerusalem Post pada Minggu (19/11) waktu setempat.

Setiap usulan yang melibatkan pemindahan paksa atau penggusuran warga Palestina tergolong sangat kontroversial di dunia Arab, setelah perang yang berujung berdirinya negara Israel sekitar 75 tahun silam telah memicu eksodus sebanyak 760.000 warga Palestina — atau yang disebut sebagai ‘Nakba’.

Bahkan Kementerian Perumahan Gaza menyebut lebih dari 40 persen rumah di Jalur Gaza mengalami kerusakan atau kehancuran dalam pertempuran tanpa henti antara militer Israel dan kelompok Hamas selama beberapa pekan terakhir.

BACA JUGA:  Keterlaluan, Israel Hancurkan Monumen Yasser Arafat

Gamliel dalam tulisannya yang dimuat The Jerusalem Post menyebut salah satu ‘opsi’ setelah perang berakhir adalah ‘mendorong permukiman kembali secara sukarela’ terhadap warga Gaza Palestina, demi alasan kemanusiaan, ke luar wilayah Jalur Gaza’.

“Daripada menyalurkan uang untuk membangun kembali Gaza atau kepada UNRWA yang gagal, komunitas internasional bisa membantu untuk biaya permukiman kembali, membantu warga Gaza membangun kehidupan baru di negara tuan rumah baru mereka,” cetus Gamliel.

“Gaza telah sejak lama dianggap sebagai masalah tanpa jawaban. Kita harus mencoba sesuatu yang baru, dan kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk membantu mewujudkannya,” sebut Gamliel dalam tulisannya

Ini bisa menjadi solusi yang saling menguntungkan: kemenangan untuk warga sipil Gaza yang mencari kehidupan yang lebih baik dan kemenangan bagi Israel setelah tragedi yang menghancurkan ini,” ujarnya.

Perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas telah memasuki pekan ketujuh usai serangan mematikan pada 7 Oktober lalu, yang memicu pengeboman balasan dari Tel Aviv dan operasi darat di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.

BACA JUGA:  Klasemen Terbaru Grup A Hingga F Euro 2024

 

Laporan otoritas Israel menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas sebulan lalu, dan lebih dari 240 orang lainnya disandera lalu dibawa ke Jalur Gaza untuk ditahan.

Secara terpisah, laporan otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 13.000 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat rentetan serangan Israel.

Iklan Amri Arsyid