Talkshow Insania :Ketika Cinta Menjadi Gerakan

“Muslim yang satu dengan Muslim yang lainnya seperti sebuah bangunan, saling menguatkan satu dengan yang lainnya.” ~ Hadits

NusantaraInsight, Makassar — Ketika ditanya dua penyiar dalam acara talkshow Insania Peduli Kemanusiaan dengan mengangkat tema : “Jembatani Mimpi Anak Bangsa” di Studio Insania 100.8 FM Makassar. Pada hari Jum’at, 2 Mei 2025. Di antara denting waktu dan keheningan yang penuh perhatian, mereka bertanya,

“Apa yang membuat Anda bisa bertahan sejauh ini?”

Senyap sejenak, kemudian kami pun menjawab dengan pelan bahwa kami selalu memegang prinsip yaitu “Jangan pernah berharap seribu tangan untukmu, sebab berbahaya jika kamu tidak mendapat satu tepuk tangan.”

Kalimat itu bukan sebatas untaian kata, melainkan ikrar sebuah akad antara hati dan pikiran. Sebab bagi kami, memulai gerakan bukan karena ingin dihormati, bukan pula karena mengharapkan sanjungan, melainkan karena kami percaya bahwa berbagi itu cinta, dan cinta yang sejati tidak pernah menuntut balasan.

Dalam dunia yang gemerlap oleh tepuk tangan dan validasi sosial, kami memilih jalan sunyi yang kadang tanpa sorot lampu. Sebab kami tahu, makna sejati dari perjuangan bukan terletak pada berapa banyak orang yang menyaksikan, tapi pada ketulusan untuk terus menyalakan lilin, meski hanya setitik cahaya di lorong gelap kehidupan.

BACA JUGA:  Gubernur Kaltara dan Pengurus IKA SMANSA 82 Gelar Nobar Final Piala AFF U19 2024, Hadir Pula Rektor Unhas

Lalu tetiba muncul lagi pertanyaan lain dari kedua penyiar tersebut, lebih dalam, lebih reflektif yaitu

“Sebagai lulusan Ilmu Pemerintahan, bagaimana latar belakang akademik Bapak membentuk cara pandang terhadap gerakan sosial ini?”

Seketika, memori terlempar ke ruang-ruang kelas yang sarat wacana dan diskusi. Di sana, di fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, kami ditempa. Kami belajar tentang kebijakan publik, dasar-dasar pemerintahan, sosiologi, keorganisasian, birokrasi pemerintahan, perencanaan pembangunan, hingga ilmu budaya dasar. Tapi lebih dari itu, kami belajar tentang manusia tentang dinamika masyarakat, tentang perjuangan yang tidak kasat mata, tentang suara-suara yang sering kali tidak terdengar.

Ilmu itu bukan hanya kumpulan teori, melainkan jalan hidup, gerakan sosial yang kami lakukan hari ini adalah perpanjangan tangan dari ilmu yang kami pelajari. Seperti kata pepatah Arab, “Al-ilmu bila amali kasy-syajari bila tsamari” bahwa “Ilmu tanpa amal adalah seperti pohon tanpa buah.” Dan kami ingin berbuah, bukan hanya untuk diri kami sendiri, tetapi untuk siapa pun yang hidupnya belum tersentuh harapan.

BACA JUGA:  Ranting Muhammadiyah Kassi Cabang Manggala Kota Makassar Gelar Syawalan

Itulah sebabnya kami berpegang pada motto: “Dari kampus kita tumbuh, di masyarakat kita mengakar.” kami bukan hanya lulusan perguruan tinggi, kami mencoba memelihara akar-akar peradaban yang lahir dari ruang kuliah dan tumbuh di pelataran kehidupan rakyat, kami ingin membuktikan bahwa ilmu bukan hanya untuk segel ijazah, tetapi untuk menggerakkan, membangkitkan, dan membebaskan.