Ma’REFAT INSTITUTE Bicarakan Paradigma Pancasila dan Kerusakan Ekologi Lingkungan

NusantaraInsight, Makassar — Di setiap awal bulan Juni, kita diingatkan pada dua momentum penting, yakni Peringatan Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni serta Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni. Adakah kaitan dan hubungan antara kedua momentum tersebut? Itulah yang melatari Ma’REFAT INSTITUTE Sulawesi Selatan untuk membincangkannya, dalam agenda rutinnya Ma’REFAT INFORMAL MEETING (REFORMING) ke-12, yang diselenggarakan di akhir pekan lalu 30 Juni 2024. Tema yang disajikan adalah “Memosisikan Paradigma Pancasila Menghadapi Kerusakan Ekologi dan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan.” Pemantik diskusi yang dihadirkan, yaitu: dua orang Akademisi dari UNHAS, masing-masing Dr. Ir. Rijal M. Idrus, M.Sc (Kepala Puslit Perubahan Iklim UNHAS) dan Dr. Ir. Andi Assir Marimba, M.Sc (Kepala Laboratorium Penangkapan Ikan-Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS) serta Muadz Ardin, SP., MP Direktur LINGKAR (Lembaga Inisiasi Lingkungan dan Masyarakat).

Perbincangan dibuka oleh Arifin, S.AP., M.AP selaku Koordinator Divisi Program dan Pengkajian Ma’REFAT INSTITUTE yang sekaligus sebagai moderator, dengan mengajukan beberapa pertanyaan menggelitik kepada peserta diskusi yang hadir. Pertama, pentingkah Pancasila sebagai paradigma dalam pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup? Kedua, betulkah terdapat krisis ekologis dan lingkungan hidup, khususnya di Sulawesi Selatan? Kemudian, karena lingkungan hidup menjadi salah satu indikator kemajuan, maka mungkinkah Indonesia Emas 2045 akan dicapai seperti digemborkan, sementara kerusakan lingkungan dan ekologis semakin meningkat?

BACA JUGA:  Rumah Zakat dan Infak.id Kompak buat Anasya Tersenyum Lebar, Ada Apa yah?

Dr. Ir. Andi Assir Marimba, M.Sc diberi kesempatan pertama menyampaikan gagasannya. Beliau menuturkan bahwa Pancasila menjadi satu kesyukuran besar. Karena Pancasila telah berhasil mempersatukan kita semua. Selain mempersatukan, Pancasila mengandung nilai keagamaan dan keadilan. Dalam nilai yang terkandung itulah, satu makna utama yang kita pegang teguh sebagai umat beragama adalah manusia menjadi wakil Tuhan untuk menjaga bumi.
Hubungan Pancasila dan Lingkungan Hidup, di mana kita sebagai umat Islam telah ditunjuk oleh Tuhan sebagai Khalifatullah fil Ardh, sebagai pemelihara lingkungan hidup. Sebagai manusia, seringkali kita melakukan pengrusakan tanpa kita sadari. Banyak fenomena kerusakan yang terjadi tanpa diketahui apa yang kita lakukan sebenarnya merusak. Di sinilah ilmu pengetahuan menjadi sangat penting menjadi modal untuk bijaksana dalam memelihara lingkungan hidup. Dan penting dipahami bahwa upaya-upaya pemeliharaan lingkungan hidup, memang sangat penting untuk dilakukan secara bertahap meski dalam skala yang kecil.