NusantaraInsight, Makassar — Konsep ekonomi Bung Hatta kembali dikaji dalam diskusi “Membaca Kembali Bung Hatta” seri ke-6, Minggu 18 Mei 2025.
Diskusi diselenggarakan oleh Ma’REFAT INSTITUTE, Forum Alumni Sekolah Pemikiran Bung Hatta (FA-SPBH), dan Book Club Alumni SPBH-1 di Kantor LINGKAR-Ma’REFAT Makassar.
Dua akademisi muda Makassar, Andi Risfan Rizaldi, SE., M.M (UNISMUH) dan Ahmad Faqhruddin, SE., M.Ec.Dev (UNM), menjadi pemantik diskusi yang dihadiri oleh beragam kalangan, termasuk akademisi, pelaku UMKM, NGO, ASN, karyawan swasta, dan mahasiswa.
Diskusi berfokus pada buku “Keadilan Sosial dan Kemakmuran” karya Bung Hatta, khususnya kebijakan ekonomi Indonesia.
Ahmad Faqhruddin, atau akrab disapa Adin, memaparkan konsep ekonomi kerakyatan Bung Hatta yang menekankan kesejahteraan rakyat dan keadilan sosial, dengan fokus pada kekuatan pasar dalam negeri dan peran aktif masyarakat.
Ia merangkum pemikiran Bung Hatta dalam enam poin penting: motif ekonomi, prinsip ekonomi dalam industri dan transportasi, pandangan Bung Hatta terkait pembangunan industri, transmigrasi, dan perencanaan ekonomi.
Andi Risfan Rizaldi, atau Risfan, mengungkapkan landasan historis visi ekonomi Bung Hatta yang didasari oleh keprihatinan atas warisan kolonial, kebutuhan akan sistem ekonomi alternatif berbasis nilai-nilai luhur bangsa, dan dorongan untuk membangun masyarakat adil, makmur, dan berdaulat.
Risfan mengutip pernyataan Bung Hatta tentang kontras antara kekayaan alam Indonesia dan kemiskinan rakyatnya.
Sesi tanya jawab mengarahkan diskusi pada relevansi koperasi dengan kondisi Indonesia saat ini. Risfan menjelaskan tren penurunan perkembangan koperasi dari Orde Baru hingga sekarang, menganalisis kemunduran tersebut sebagai masalah ideologis dan struktural, bukan hanya bisnis atau manajemen, serta menekankan terkikisnya budaya kolektivitas.
Berbeda dengan Risfan, Adin menyoroti keberhasilan beberapa koperasi besar di luar negeri seperti Crédit Agricole, REWE Group, Mondragon Corporation, dan Shinkin Bank, yang sukses berkat prinsip-prinsip koperasi, fokus pada anggota, dan adaptasi terhadap perkembangan zaman.
Diskusi ini memberikan perspektif yang kaya dan menyegarkan terhadap pemikiran ekonomi Bung Hatta, relevansi gagasannya dengan konteks Indonesia saat ini, dan peran koperasi dalam pembangunan ekonomi.