Produk Domestik Bruto Triwulan II-2025

“Pengeluaran masyarakat terutama untuk bidang transportasi, restoran sejalan dengan mobilitas masyarakat terutama libur sekolah yang merupakan target pemerintah untuk menstimulasi kegiatan melalui berbagai insentif yang diberikan,” kata Sri Mulyani.

Adapun, stimulus insentif yang terkait dengan mobilitas ini adalah diskon tarif transportasi, mulai dari kereta api, bus antar kota hingga pesawat. Pemerintah pada masa libur Lebaran hingga libur sekolah memang memberikan diskon dengan menurunkan PPN tarif transportasi. Bahkan, pemerintah juga memberikan diskon tarif tol pada periode tersebut.

“Tarif transportasi yang didiskon melalui PPN-nya yg diturunkan sehingga hari libur mampu menstimulus perekonomian dengan support APBN,” tegasnya.

Dia mengklaim insentif ini memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga daya beli masyarakat. Selain diskon transportasi dan tarif tol, pemerintah juga memberikan bantuan subsidi upah (BSU). Sri menuturkan insentif ini memberikan efek multiplier ke konsumsi rumah tangga.

Tidak hanya itu, konsumsi rumah tangga juga didorong oleh adanya pencairan gaji ke-13 PNS pada triwulan II-2025.

“BSU ini langsung masuk ke dalam akunnya masing-masing pekerja formal dan tentu ini langsung menciptakan juga multiplier melalui konsumsi rumah tangga. Selain itu pada triwulan ke-2 dilakukan pencairan gaji ke-13 yang nilainya cukup signifikan lebih dari Rp 37 triliun,” papar Bendahara Negara ini dalam konferensi pers realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2025, Selasa (5/8/2025).

BACA JUGA:  ANTARA NARASI KEAMANAN DAN KEPENTINGAN POLITIK

Oleh karena itu, lanjut Sri, kita harus terus merawat optimisme dan bekerja bersama agar Indonesia mampu melanjutkan tren positif ini di tengah kondisi global yang masih menantang.

*Pertumbuhan Dalam Sorotan*

Ternyata, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12 persen mendapat sorotan dari berbagai pihak. Media asing seperti CNBC, Reuters, dan Vietnam News Agency (VNA) juga menyoroti capaian ekonomi Indonesia yang lebih tinggi dari ekspektasi pasar.

Dalam jajak pendapat Reuters, sebagaimana dilansir Kompas.com (07/08), pertumbuhan triwulan II-2025 diperkirakan hanya 4,80 persen. CNBC pada Selasa (05/08) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Tanah Air melampaui ekspektasi pasar dan menjadi yang tertinggi sejak kuartal II-2023.

Sebelum data BPS dirilis, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini berada di kisaran 4,6 persen hingga 5,4 persen. Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, BI telah menurunkan suku bunga kebijakan sebanyak empat kali sejak September 2024.