NusantaraInsight, Jeneponto – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Mangepong, Kec. Turatea, Kab. Jeneponto Universitas Hasanuddin dibimbing oleh Dr. Sumarlin Rengko HR, S.S, M.Hum berhasil menciptakan inovasi yang patut diapresiasi.
Dalam program KKN kali ini, mahasiswa Unhas yang bertempat di Desa Mangepong telah berhasil merancang dan menjalankan program kerja pembuatan pupuk kompos dari limbah feses sapi dan pupuk organik cair yang melibatkan masyarakat khususnya petani di Desa Mangepong.
Kegiatan yang dilaksanakan pada 15 Januari 2025 ini dihadiri oleh anggota Kelompok Tani Desa Mangepong, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto.
Tujuan utama dari penyuluhan ini adalah untuk memberikan informasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemanfaatan limbah feses sapi yang dapat bernilai ekonomi tinggi serta sekaligus menyelamatkan lingkungan.
Program ini berawal dari keprihatinan mahasiswa akan banyaknya limbah feses sapi yang dihasilkan dari peternakan warga yang belum dimanfaatkan secara maksimal.
Salah satu solusi yang dapat dicetuskan berupa pembuatan pupuk kompos organik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan kepada petani yang ada di Desa Mangepong
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan pupuk kompos yaitu:
– Siapkan ember atau wadah sebagai tempat pengomposan. Pertama-tama masukkan feses sapi ke dalam wadah, kemudian campurkan dengan mikroorganisme (EM4), larutan gula, dan air secukupnya kemudian aduk hingga rata.
– Cek pupuk kompos secara berkala setiap seminggu sekali sambil diaduk, kompos siap dipakai setelah pendiaman kurang lebih selama 4 minggu atau ketika tanah sudah berwujud remahan dan berwarna coklat kehitaman.
Mahasiswa KKN Unhas berharap dengan adanya pelatihan ini, masyarakat dapat memproduksi pupuk kompos secara mandiri.
Muh. Rezki Pratama selaku penanggung jawab program kerja pembuatan pupuk kompos dari limbah feses sapi mengatakan bahwa program ini merupakan hasil kerja sama yang baik antara mahasiswa dan masyarakat.
“Kami berharap program ini dapat terus dikembangkan secara berkelanjutan bagi Masyarakat dan Petani Desa Mangepong,” ungkapnya.
Selain itu, mahasiswa KKN Unhas juga memberikan penyuluhan mengenai Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dari Limbah Rumah Tangga.
Senada, Kiki Rahmadhani selaku penanggung jawab program kerja pembuatan pupuk organik cair dari limbah rumah tangga menjelaskan manfaat dari POC memiliki yang beragam.
“Bisa untuk mempercepat pertumbuhan tanaman, meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit serta ramah untuk lingkungan karena menggunakan bahan bahan alami dan tidak menggunakan bahan kimia atau sintetis. Proses pembuatannya juga cukup sederhana yaitu air cucian beras, sisa-sisa sayuran, molase dan effective microorganisms (EM4),” ungkapnya.







br






