RAJUTAN BENANG SYAL PALESTINA

Syal Palestina
Rahman Rumaday dan syal Palestina yang bersejarah

Penulis :

Rahman Rumaday
(Founder K-Apel)

NusantaraInsight, Makassar — “Saya sematkan syal palestina ini pada-mu bahwa palestina adalah bagian dari jiwa-mu kapan saja dimana pun bahkan sampai maut memisahkan saya dengan mu I LOV U.” ~ Heliati Eka Susilowati

Dalam momen yang penuh makna, saya merasakan kehangatan yang hadir dari dalam celah rajutan benang syal Palestina yang tergantung di leher saya. Kata-kata almarhumah Heliati Eka Susilowati, istriku, terdengar kembali dalam benak saya seolah ada bisikan yang mengingatkan saya kembali beberapa tahun yang lalu yaitu pada tahun 2013 saat saya temani dalam acara konser kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Unhas pada waktu itu dia membeli sebuah syal bermotif sarang laba-laba yang pada dua ujung syal tersebut tersulam dengan sangat jelas bendera Indonesia dan bendera Palestina, dia dikalungkan pada leher saya kemudian dia bilang sama saya bahwa “Palestina bukan sekadar sebuah nama dari satu negara, melainkan sebuah simbol perjuangan yang telah meresap dalam jiwa dimana para penduduknya berjuang mempertahankan warisan yang Allah SWT, wariskan pada umat islam.”
“Kami wariskan kepada kaum yang selalu tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. (Dengan demikian) telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu [sebagai janji] untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Kami hancurkan apa pun yang telah dibuat Fir‘aun dan kaumnya serta apa pun yang telah mereka bangun,” ~ QS. Al-A’raf 137

BACA JUGA:  CATATAN RAKERKONPROV

“Wahai kaumku, masuklah ke tanah suci (Baitulmaqdis) yang telah Allah tentukan bagimu dan janganlah berbalik ke belakang (karena takut kepada musuh), nanti kamu menjadi orang-orang yang rugi.” ~ QS. Al-Maidah 21

Konser kemanusiaan untuk rakyat Palestina di Unhas pada tahun 2013 itu menjadi tonggak bersejarah dalam perjalanan saya, ketika Almarhumah Heliati Eka Susilowati membeli sebuah syal dan mengenakannya pada saya dengan penuh cinta dan harapan bahwa jangan sampai Palestina lepas dari ingatan dan jiwa saya.

Meskipun perempuan yang begitu kuat cintanya pada tanah para ambiyah itu hingga cincin mahar miliknya pun dia sumbangkan untuk perjuangan rakyat Palestina bahkan bercita-cita mati syahid disana kini telah tiada. Namun, semangatnya itu terus hidup dan terus mengalir melalui sum-sum benang wol rajutan syal ini.

Hari ini, minggu, 24 Maret 2024 bertepatan dengan 13 Ramadhan 1445 H saya kembali mengenakan syal pemberian dia ini, setelah sekian lama tersimpan rapi dalam lemari semenjak dia terlebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT, “inna lillahi wa inna ilaihi ra’ji unn” “semua dari Allah dan kembali pun pada Allah” pada tanggal 16 Angustus 2013, dipanggil dalam momen yang sungguh mulia momen ini juga terjadi 3 peristiwa besar yaitu pertama terjadi perang badar yang dalam perang tersebut Allah menurunkan kemenangan atas kaum muslim dalam jumlah pasukan yang sedikit melawan pasukan kafir quraisy dalam jumlah yang begitu besar. kedua yaitu pembebasan Kota Makkah sehingga kota Makkah pun menjadi negeri suci umat islam di dunia. Kemudian peristiwa ketiga adalah Allah SWT turunkan Al-qur’an sebagi petunjuk bagi umat manusia yang beriman dan tidak ada keraguan didalamnya “Laa raiba fii hi” dia pergi untuk selama-lamanya di 10 hari terakhir bulan ramadhan 10 hari menuju kemenangan yakni idul fitri, hari raya suci yang menurut hadits keluar dari bulan ramdhan seperti bayi yang baru lahir: “Barangsiapa yang berpuasa dengan iman dan semata-mata ingin mendapatkan ridha dari Allah SWT, maka terhapuslah dosa-dosanya dan kembali seperti seorang bayi yang baru lahir.” ~ Hadits