NusantaraInsight, Tel Aviv — Hamas dilaporkan melancarkan serangan rudal ke Ibu kota Israel, Tel Aviv pada pergantian tahun, 1 Januari 2024.
Dilaporkan Israel mendapatkan bombardir 20 rudal dari kelompok perlawanan Hamas seperti dilaporkan oleh outlet media lokal Israel.
Dari 20 rudal yang ditembakkan ke arah Tel Aviv, 10 di antaranya berhasil digagalkan, dilansir via Al Jazeera, Beirut, Senin (1/1/2023).
Menurut laporan Al Jazeera, rudal yang ditembakkan dari arah Gaza secara serentak itu diarahkan menuju sejumlah kota di Israel. Sirene peringatan rudal yang melintas dilaporkan terus berbunyi di atas kota Tel Aviv, Gush Dan, dan sekitar wilayah Gaza.
Baca juga : Rilis Akhir Tahun Brigade Al-Qassam
Selain itu, sebuah pecahan roket juga ditemukan di sekitar Rumah Sakit Kaplan, Rehovot. Namun, dilaporkan tidak ada korban jiwa dari jatuhnya roket tersebut.
Sementara itu rilis agresi membabi buta Israel yang dilakukan di Jalur Gaza, Palestina sepanjang tahun 2023 atau tiga bulan belakangan ini tercatat telah menghancurkan sekitar 70 persen rumah-rumah di daerah yang telah terkepung.
Menurut laporan Wall Street Journal per Jumat (30/12/2023), sekitar 300.000 dari 439.000 rumah di Gaza telah hancur akibat serangan Israel yang didapatkan lewat analisis citra satelit.
Laporan itu juga menambahkan terdapat 29 ribu bom yang dijatuhkan di wilayah tersebut yang menargetkan pemukiman, gereja-gereja peninggalan era Bizantium, rumah sakit, pusat perbelanjaan dan semua infrastruktur sipil. Bangunan itu telah rusak hingga tidak dapat diperbaiki.
Tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan. Namun laporan sebelumnya mengatakan lebih dari 200 situs warisan arkeologi hancur dalam pemboman Israel yang dianggap paling merusak dalam sejarah modern.
Serangan Israel juga dianggap telah menimbulkan lebih banyak kerusakan ketimbang kota-kota lain di dunia ketimbang penghancuran Kota Aleppo di Suriah antara tahun 2012 dan 2016, Mariupol di Ukraina, atau pengeboman Sekutu terhadap Jerman pada Perang Dunia II.
Serangan Israel ini juga telah membunuh lebih banyak warga sipil ketimbang tindakan dilakukan koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam kampanye tiga tahunnya melawan kelompok ISIS.
“Sekarang mereka berada di urutan teratas dalam pengeboman paling dahsyat yang pernah ada,” kata ilmuwan politik asal Universitas Chicago Robert Pape, kepada Wall Street Journal, diberitakan via Al Jazeera, Minggu (31/12).
Agresi militer Israel di Gaza, kata para ahli, juga termasuk yang paling mematikan dalam sejarah. Pasalnya, agresi itu telah menewaskan lebih dari 21.500 orang dan melukai 55.000 orang. Lebih dari 1.000 anak-anak diamputasi anggota tubuhnya dalam serangan Israel sejak 7 Oktober.