HUT ke-80 TNI: Postur Baru Indonesia Sebagai Middle Power dan Global Swing State

Oleh Satrio Arismunandar

NusantaraInsight, Jakarta — Memasuki usia ke-80 tahun, Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan posisinya sebagai salah satu pilar utama dalam perjalanan Indonesia menuju status baru di dunia internasional. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, postur pertahanan Indonesia mengalami modernisasi signifikan, sejalan dengan pergeseran peran Indonesia sebagai middle power sekaligus global swing state.

Sebagai middle power, Indonesia kini dipandang sebagai kekuatan menengah dengan kapasitas diplomasi, ekonomi, dan militer yang mampu memberi pengaruh di tingkat regional maupun global. Posisi ini berbeda dengan major powers seperti Amerika Serikat atau Tiongkok, namun tetap memiliki daya tawar penting dalam isu-isu strategis.

Status global swing state juga menegaskan fleksibilitas politik luar negeri Indonesia: tidak berpihak pada satu blok, melainkan menjadi faktor penentu dalam keseimbangan global. Sikap non-blok yang diwarisi sejak era KAA (Konferensi Asia Afrika) kini diterjemahkan dalam konteks baru: memainkan peran sebagai penentu arah dinamika kawasan Indo-Pasifik.

*Modernisasi Alutsista dan Profesionalisme TNI*

Transformasi TNI tak hanya berhenti pada doktrin, melainkan diwujudkan melalui modernisasi nyata. Profesionalisme prajurit didorong dengan latihan gabungan internasional, pendidikan militer di luar negeri, serta pembaruan sistem komando yang adaptif dengan tantangan era digital dan peperangan berbasis teknologi.

BACA JUGA:  Dari Dapur ke Kelas: Belajar Matematika dari Burasa'

Di lini persenjataan, Indonesia kini melangkah ke era alutsista generasi terbaru. TNI AU memperkuat armadanya dengan jet tempur Dassault Rafale dan ikut serta dalam program pengembangan pesawat tempur generasi kelima KAAN. TNI AL menghadirkan kapal selam Scorpene, fregat FREMM, dan berbagai sistem senjata mutakhir.

Lebih jauh, akuisisi kapal induk eks-Italia, Giuseppe Garibaldi, menjadi tonggak penting karena untuk pertama kalinya Indonesia memiliki platform proyeksi kekuatan maritim berskala besar.

Sementara itu, TNI AD dan matra lain memperkuat kemampuan dengan sistem drone, rudal presisi, hingga integrasi komando dan kendali berbasis kecerdasan buatan. Modernisasi ini menjadikan TNI semakin tangguh dalam menghadapi ancaman konvensional maupun asimetris.

*Proyeksi Kekuatan Indonesia ke Depan*

Dengan infrastruktur militer yang makin modern dan sikap strategis yang independen, Indonesia kini dipandang sebagai aktor kunci di Indo-Pasifik. Kapal induk Garibaldi membuka peluang bagi TNI AL untuk mengawal jalur perdagangan maritim strategis, sementara pesawat generasi baru meningkatkan daya tangkal udara.