NusantaraInsight, Makassar — Akademisi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Dr. Sumarlin Rengko HR, S.S., M.Hum menyampaikan bahwa pelestarian bahasa khususnya bahasa Makassar, membutuhkan peran semua pihak, keluarga, tokoh masyarakat, sekolah dan pemerintah.
Menurutnya, Bahasa Makassar dan Lontara Makassar sangat membutuhkan perhatian, terkhusus di kota Makassar yang bahasa ibunya adalah bahasa Makassar.
“Punna tena kiassamaturuk amparakai nanikatutui anne basa Mangkasaraka, taniassengmi angngukirik siagang ammaca lontarak Mangkasarak (Jika bahasa Makassar tidak diperhatikan dan dipelihara maka kita tidak akan tahu menulis dan membaca Lontara Makassar),” ungkapnya kepada media ini, Senin (24/2/2025).
Lebih lanjut Sumarlin Rengko yang akrab disapa Daeng Rengko menghawatirkan hegemoni masyarakat terhadap budaya dari luar yang sangat besar di kota Makassar dapat menjadi satu indikator bahwa bahasa Makassar bergeser sebagai bahasa ibu di kota Makassar.
“Berangkat dari keresahan itu, maka digelar Seminar Nasional Bahasa Ibu yang digagas oleh Himpunan Pelestari Bahasa Daerah (HPBD) & Perkumpulan Pendidik Bahasa Daerah Indonesia (PPBDI) pada 21 Februari 2025 lalu,” ungkapnya.
“Semoga seminar itu dapat memicu kesadaran, rasa cinta dan memiliki bahasa ibu, khususnya bahasa Makassar,” pungkasnya.
Sementara itu, Akbar Amri, S.S., S.Pd, M.Si. selaku guru Bahasa Makassar menyampaikan bahwa Kota Makassar dan Kota Parepare sudah memiliki Perwali tentang pelestarian bahasa yang patut kita kawal dan laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Sebagai acuan dalam pelestarian bahasa ibu di kota Makassar khususnya.
Salah satu yang perlu mendapatkan apresiasi, lanjut Akbar adalah Kelong yang dibuat oleh Prof Kembong Daeng.
“Ini adalah upaya beliau untuk mencoba melestarikan bahasa ibu, khususnya bahasa daerah Makassar yang tentu kita sebagai generasi pelanjut harus menjaga dan merawatnya,” sebutnya.
“Ini sangat luar biasa, sudah mencapai 300 judul kelong. Kelong sendiri dalam budaya etnik/suku Makassar adalah puisi atau lagu. Ini merupakan satu metode belajar dan pemertahanan bahasa ibu, khususnya bahasa Makassar. Terakhir saya ucapkan Selamat Hari Bahasa Ibu Internasional,” pungkasnya.