NusantaraInsight, Parepare — Para dosen Universitas Muhammadiyah (UM) Parepare menyatakan dukungan kepada dosen yang melakukan aksi menuntut pembayaran tunjangan kinerja (Tukin) di depan Patung Kuda Medan Merdeka, Jakarta pada Senin (3/2/2025).
Aksi dukungan ini, ditandai dengan cara membentangkan spanduk tanda dukungan di depan kampus Universitas Muhammadiyah Parepare, Rabu (5/2/2025).
Salah satu pembentang spanduk mengatakan bahwa terkait dengan pernyataan Wamendiktisaintek, memang seharusnya pemerintah yang berkuasa saat ini bertanggungjawab atas tunggakan tukin dosen.
“Karena menurut Hukum Tata Negara, jabatan itu tetap ada hanya pejabatnya berganti. Dengan kata lain bahwa tugas, fungsi dan kewenangan pemerintahan itu tetap harus berjalan walaupun pejabatnya berganti,” ungkapnya.
“Ini berarti Pemerintah yang berkuasa saat ini wajib membayar tukin dosen yang tertunggak dari Tahun 2020 hingga 2024,” tandasnya.
Sebelumnya aksi dosen di depan)Atung Kuda Medan Merdeka Jakarta, dengan pakaian putih yang melambangkan kesucian hati, para dosen berbaris rapi, membawa spanduk dan poster yang bertuliskan “Bayar Tukin Kami!” dan “Hak Kami, Kapan Dibayar?”. Mereka juga membawa semangat akademisi yang membara, siap untuk memperjuangkan hak mereka.
Koordinator Aksi Tuntut Tukin (ADAKSI), Anggun Gunawan, berbicara dengan suara lantang, “Kalau Tukin tak cair, kami mogok!” katanya, penuh tekad.
Ancaman mogok ini membuat para mahasiswa yang menyaksikan aksi tersebut bersorak riang.
Para dosen memperjuangkan hak Tukin yang telah lama tertahan, sejak 2020. Mereka merasa bahwa pemerintah telah menjanjikan sesuatu yang tidak dapat dipenuhi. Pemerintah berdalih hanya punya Rp2,5 triliun, yang dianggap tidak cukup untuk membiayai tukin para dosen.
Aksi ini tidak hanya berupa mogok, tetapi juga akan diikuti dengan langkah hukum. Para dosen siap untuk membawa kasus ini ke PTUN (Pengadilan Tata Usaha Negara) jika pemerintah tidak memenuhi tuntutan mereka.
Dengan semangat yang membara, para dosen berharap bahwa aksi ini akan membawa perubahan yang signifikan. Mereka berharap bahwa pemerintah akan memenuhi tuntutan mereka dan membayar tukin yang telah lama tertahan.
“Wahai penguasa negeri, bayarlah Tukin mereka! Sebelum generasi penerus bangsa hanya tahu cara membuat TikTok, tetapi tak tahu cara menulis daftar pustaka dengan benar,” tulis massa aksi.
“Terima kasih untuk kebersamaan kita hari ini. Hari itu di dada melihat dosen dari seluruh Indonesia datang untuk memperjuangkan hak mereka. Salam sengat buat semua, salam sehat buat semua,” tutup massa aksi.