Kapendam XIV Hasanuddin: PR Luar Biasa

Kapendam XIV Hasanuddin
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XIV Hasanuddin Letkol Arm. Gatot Awan Febrianto bersama Alumni Harian Pedoman Rakyat.

“Penerbitan buku ini penting karena menjadi memori kolektif yang dapat kota baca,” sebut Tokoh Pers versi Dewan Pers tersebut.

Ikut memberikan sambutan Pemimpin Umum PR co.id. Ardhy M.Basir yang pada intinya mengemukakan, saat ini banyak media menggunakan nama Pedoman, namun yang asli adalah “Pedoman Rakyat” karena ada logo dan ada “Rakyat”-nya.

“Namun semua yang menggunakan nama “Pedoman” itu sama, jadi mohon ibu Kadis Kominfo mereka juga dilayani jika berhubungan dengan Kominfo,” ujar Ardhy sambil melirik Ibu Plt Kadis Kominfo Irmawaty Nur yang duduk satu jejer dengan Ketua IKA PR.

Peringatan HUT kali ini, selain dihadiri Dirut Pedoman Rakyat James Wehantouw, juga para alumni PR seperti Drs.H.Bisman, M.Si. (mantan Ketua PWI Pangkep), Nadyah S.Sos, M.Rusdy Embas, Mahyuddin, Sudirman, S.Pd., Ramzy, Haluddin Ma’waleda (Pemimpin Pedomannews.com), Dr. Zainal Altin, S.Pd. M.Pd., Arwan D.Awing Pemred Bugis Pos yang sekaligus menjadi “master of Ceremony”, Founder K-Apel Rahman Rumaday, S.IP. , Pemimpin Umum Pedoman Karya Drs. Asnawin Aminuddin, M.AP dan Drs. Muhammad Rusli, yang sekaligus keduanya membaca doa dalam acara peringatan tersebut.

BACA JUGA:  Pameran Piringan Hitam Lagu Makassar: Jembatan Antara Nostalgia dan Sejarah

Berganti nama 1950

Pedoman Rakyat terbit untuk pertama kali 1 Maret 1947 dengan nama pertama “Pedoman” dan “Pedoman Harian” yang pawal diterbitkan oleh Soegardo dan Henk Rondunuwu.

L.E.Manuhua tiba di Makassar 21 April 1947 dalam pelariannya dari Ambon menumpang Kapal Stom Schip (SS) Zwartenhondt, berarti 1 bulan 21 hari setelah “Pedoman” dan “Pedoman Harian” yang diterbitkan Soegardo dan Henk Rondonuwu.

Pada tahun 1950 seiring dengan penyerahan satu unit percetakan kepada Badan Penerbit Nasional Pedoman, namun dengan syarat harus berbadan hukum “Naamloos Vennootschap” (NV, sekarang PT). Henk Rondonuwu Pimpinan “Pedoman” dan “Pedoman Harian” berusaha memenuhi syarat pembentukan NV itu namun gagal.

Pada tanggal 16 Juni 1952 pemerintah menyerahkan percetakan itu kepada NV Persul yang belum jadi karena penandatanganan sewa beli antara pemerintah dan Persul baru berlangsung 24 April 1959 dan menetapkan L.E.Manuhua sebagai Direktur NV.

Menurut M.Saleh Lahade dalam testimoninya di dalam buku “Abdi Pers L.E. Manuhua 70 tahun (PWI Sulsel 1996), menyebutkan Manuhua adalah mitra dari Henk Rondonuwu dan Soegardo dalam Kongsi tiga sebagai pendiri dan pengurus surat kabar pamflet tengah bulanan “Pedoman” dan Harian (stensilan) “Pedoman Harian” yang terbit 1 Maret 1947 dan pada tahun 1950 berganti nama menjadi “Pedoman Rakyat” hingga akhir hayatnya Oktober 2007. (MDA)

br