Mengenang 37 Tahun Kepergian Ramang Tetap “Toami”, Tapi Telah Tiada.

Ramang duduk di depan kediamannya di Jl. Andi Mappanyukki tahun 1980-an.
Ramang duduk di depan kediamannya di Jl. Andi Mappanyukki tahun 1980-an.

Uni Soviet diperkuat pemain hebat seperti Lev Yashin, Igor Netto, Eduard Streltsov dan Valentin Ivanov.

Di babak sebelumnya, Uni Sovyet telah mengalahkan juara dunia Jerman Barat dengan skor 2-1. Mereka terperangah oleh penampilan spartan yang ditunjukkan skuad tak dikenal bernama Indonesia.

Pertahanan Rusia dikejutkan oleh serangan kilat yang dilancarkan seorang diri oleh Ramang di awal laga. Melewati beberapa ‘defender’ lawan, Ramang melepaskan tembakan yang secara ajaib mampu diselamatkan oleh Lev Jashin. Indonesia lalu dikurung habis-habisan oleh Uni Soviet yang memang lebih superior dalam hal teknis. Strategi ultra defensif yang diterapkan Pogacnik mampu meredam semua serangan yang dilancarkan oleh tim Eropa Timur itu.

Ramang dengan kelincahannya bahkan nyaris membuat Uni Soviet gigit jari. Pada menit ke-84, melalui skema serangan balik cepat, Ramang berhasil melepaskan tembakan yang kembali bisa diselamatkan dengan ajaib oleh Yashin. Pertandingan itu berakhir tanpa gol.

‘’Sebenarnya saya bisa mencetak gol waktu itu andaikan seragam saya tak ditarik dari belakang oleh pemain lawan,’’ Ramang mengaku dalam suatu kesempatan.

BACA JUGA:  Dimulai Maret, Ini Jadwal Lengkap MotoGP 2024

Pada pertemuan kedua, Indonesia dihajar empat gol tanpa balas oleh Soviet. Namun kemenangan itu tak diraih dengan mudah. Soviet yang sudah tahu kelihaian Ramang sampai harus menempatkan salah satu pemain terbaiknya, Igor Netto, untuk mengawal Ramang secara khusus.

Penampilan Indonesia kala menahan imbang Soviet disebut FIFA sebagai salah satu penampilan paling heroik dalam sejarah sepak bola Olimpiade. ‘Hutang’ Indonesia kepada Ramang tak hanya berhenti sampai di situ.

Indonesia yang meretas jalan menuju Piala Dunia 1958 Swedia berhasil mengalahkan China di putaran pertama. Ramang mencetak dua gol dalam dua pertandingan, dan Indonesia lolos ke babak selanjutnya dengan agregat 4-3. Indonesia kemudian melaju ke putaran kedua kualifikasi dan tergabung dengan Sudan, Israel dan Mesir.

Karena alasan politik, Indonesia tak mau bermain di markas Israel dan mengundurkan diri dari kualifikasi. Andaikata bisa menjadi juara grup, Indonesia akan lolos ke Piala Dunia untuk kali kedua.

Ramang memperoleh banyak skill dan trik sepak bola dari permainan khas Indonesia, Sepak Takraw. Ia lahir dari keluarga pecinta sepak takraw dan semasa kecil sudah pandai melakukan juggling menggunakan jeruk. Mungkin karena itu pula, penampilan Ramang sangat atraktif. Ia mahir mencetak gol lewat ‘bicycle kick’ (tendangan salto) serta sering mencoba membuat gol langsung dari tendangan pojok dari sisi kanan.

br