Sport  

Malawing, Legenda PSM & Niac Mitra Telah Tiada

Malawing, saat dibesuk Ketua KONI Sulsel Ellong Tjandra, bersama beberapa orang pengurus KONI Sulsel 10 Maret 2020. (Foto: MDA).

“Di tengah mempersiapkan atlet ke PON XX, kita masih dapat meluangkan waktu membesuk Mallawing,” ujar Ellong dalam perjalanan pulang ke Kantor KONI Sulsel usai membesuk Mallawing.

Ellong bercerita, Mallawing adalah teman mainnya ketika memperkuat Persatuan Olahraga Maluku (POM).
“Saya dulu di posisi bek di POM, Mallawing yang membela Persis juga di posisi bek,” kenang Ellong.
Ellong bersama Mallawing, Yusuf Malle, Dullah Rahim, Wacano, Ronny Patty dan Donny Patty, Simson Rumahpasal, Hafid Ali di belakang bersama Syamsuddin Umar dan Abdi Tunggal di depan, memperkuat tim Remaja Sulsel mengikuti suatu turnamen.

“Saya kemudian pindah ke karate karena suka berantam,” papar Ellong sembari terkekeh.

Mallawing, termasuk pemain yang bergabung dengan PSM tanpa melalui seleksi yang ketat. Sebelum bergabung dengan Persis, kemudian PSM, dia sering ditemukan sebagai salah seorang pengecer koran yang banyak beroperasi di sekitar lapangan Karebosi.

Pada saat tidak menjual koran, dia kerap bergabung di lapangan Karebosi menendang-nendang bola. Pada masa itu, banyak anak-anak muda, termasuk pelajar dan mahasiswa yang berlatih sepakbola di lapangan Karebosi. Salah seorang siswa Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Ilham, sering menjadi sparring dengan Ronny Pattinasarany dan Mallawing.

BACA JUGA:  Messi Borong 2 Gol Bawa Inter Miami Taklukkan Nashville 3-1

Sering juga Malawing menyaksikan para pemain PSM berlatih. Mungkin ada yang melihat kepiawaiannya bermain bola, sehingga menemukannya. Malawing pun ditarik sebagai pemain PSM dan memperkuat tim Ayam Jantan dari Timur ini yang kemudian menjuarai Piala Soeharto 1974.

Sebagai pemain, Malawing hanya pernah membela dua klub, PSM Makassar dan Niac Mitra. Berbagai trofi juara pernah direngkuhnya. Ia pernah memperkuat timnas Indonesia pada 1974-1980. Bersama timnas, Malawing berhasil membawa Tim Garuda pernah menembus semifinal President Cup 1980 di Korsel.

“Kala itu persaingan masuk timnas sangat ketat. Alhasil PSSI punya tiga timnas yang kekuatannya sama,” ujar Malawing yang tergabung dalam PSSI Banteng seperti dikutip dari buku “Satu Abad PSM Mengukir Sejarah: (2020) yang saya tulis bersama Andi Widya Sadzwina.

Namun, sosok yang sederhana ini mengaku sukses terbesarnya adalah membawa Niac Mitra menjuarai Agha Khan Cup 1979.

“Saat itu semua tim terkuat di Asia ikut tampil. Termasuk klub asal Korsel yang kami kalahkan 4-1 di semifinal,” ungkap mantan bek kanan PSM ini.

BACA JUGA:  Rekor Sempurna Beterbiev 100 Persen KO, Kali ini Callum Smith Tumbalnya

Semua itu tinggal kenangan, Malawing pernah menghabiskan waktunya sebagai karyawan lepas di lapangan Kerebosi, Makassar. Sebelumnya, Malawing sempat bertahun-tahun menjadi ofisial bagian umum PSM Makassar. Ia menjadi sosok yang paling dicari ketika seragam atau perlengkapan Juku Eja kurang lengkap di Liga Indonesia 2000. Tapi, pada tahun 2009 manajemen PSM tidak lagi memanfaatkan tenaganya. Kenyataan itu membuat Malawing kembali menghabiskan waktunya tak menentu di lapangan Karebosi. Hingga suatu saat dia bertemu dengan Ilham Arief Sirajuddin, Wali Kota Makassar waktu itu, yang sedang joging di lapangan itu.