Syamsuddin Umar menambahkan, kita berbicara pembinaan sepak bola usia dini, namun belum memiliki kurikulum yang jelas. Bagaikan di bidang pendidikan, ada kurikulum SD, SMP, dan SMA. Sehingga, setiap pemain itu memiliki catatan yang terakumulasi dalam ‘ijazah’ yang mereka peroleh. Persyaratannya, misalnya 6-9 tahun difokuskan pada era kegembiraan.
Bagaimana mereka yang usia dini itu harus mencintai sepak bola. Lalu 10-13 tahun, fokus pada pengenalan ‘skill’ (keterampilan), bagaimana menahan bola, mengontrol, ‘passing’, bagaimana ‘heading’ (bola kepala), bagaimana “dribling’.
“Kalau sudah jadi, pada usia 15-17 tahun, bagaimana kepada pemain ditekankan untuk memahami taktik dan strategi, pemain 11 lawan 11, bagaimana menyerang, bagaimana bertahan, dan bagaimana transisi, sehingga ketika dia menjadi mahasiswa, sudah tidak ada lagi masalah yang dia hadapi. Tinggal memilih,” ungkap Syamsuddin Umar. (MDA).