Kisah Tercecer: Ahmad Karim Marahi Orang Belanda

NusantaraInsight, Makassar — Ada lagi kisah yang lucu dan menarik ketika Ahmad Karim memimpin pertandingan antara Australia dengan Birma di Stadion Utama Jakarta. Pertandingan itu dalam rangka merayakan Hari Ulah Tahun Jakarta.

Kebetulan, ketika itu ada pemain Australia yang melakukan pelanggaran. Ahmad Karim membunyikan sempritan. Ternyata pemain Australia mengambil bola, pada saat Ahmad Karim mau menempatkan si kulit bundar itu di titik terjadinya pelanggaran. Wasit meminta bola tersebut, tetapi pemain Australia itu malah tetap bandel. Dia memberikan si kulit bundar kepada temannya.

‘’Serahkan itu bola, kata saya kepada pemain Australia itu dalam bahasa Inggris,” ungkap Ahmad Karim dalam percakapan dengan saya di kediamannya di Bantaeng, 19 April 2013 petang.

Pemain Australia itu masih tetap memberikan bola kepada temannya yang lain. Dia meng-pingpong bola tersebut. Ahmad Karim mulai ‘emosi’ juga, karena merasa dipermainkan. Dia menunjuk pemain tersebut. Pada saat bersamaan, pemandangan wasit yang sedang menunjuk itu ternyata sempat diabadikan oleh salah seorang wartawan foto yang meliput.
Pada malam hari, wartawan tersebut memberikan hasil jepretannya kepada Ahmad Karim.

BACA JUGA:  KEJUTAN DI JUM'AT BERKAH

“Momen foto tersebut menurut saya sangat ‘dahsyat’. Luar biasa, karena tampak apa adanya. Tanpa rekayasa sama sekali Foto itu pun saya bawa pulang,” kenangnya lagi.

Tiba di Bantaeng, paman (adik ibu)-nya yang pekerjaan sehari-harinya sebagai penjual ikan kering di pasar Bantaeng, sembunyi-sembunyi mengambil foto tersebut. Foto itu dia boyong ke pasar. Dia perlihatkan kepada teman-temannya sesama penjual ikan.

‘’Coba lihat Ahmad, dia marahi itu orang Belanda,’’ kata Busrah, pamannya itu dengan bangga.

Foto tersebut tidak tahu entah di mana lagi. Busrah pun sudah lama meninggal, tahun 60-an.

Kesebelasan lain yang pernah bertandang ke Indonesia adalah Feyenoord (Belanda). Namun bagi Ahmad Karim, pertandingan yang paling berkesan dia pimpin adalah ketika kesebelasan Ajax (Belanda) berhadapan dengan Manchester United (Inggris) tahun 1972 di Stadion Utama Senayan.

“Meskipun hasilnya imbang, 1-1, namun saya sudah menoreh rekam jejak sebagai seorang wasit yang pernah memimpin pertandingan dua raksasa sepak bola dunia dari dua negara yang menjadi kiblat perkembangan sepakbola di jagat ini,” pungkasnya. (mda).