NusantaraInsight, Makassar – Tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah mengadakan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H dan Haul ke-6 AGH Andi Syukri Karim, di Jalan Belibis 1 Makassar, Sabtu (28/10/2023).
Mengangkat tema “Mencintai dan Dicintai Rasulullah Muhammad SAW” pelaksanaan maulid dan haul ini, dihadiri oleh para jamaah naqsabandiyah kota Makassar.
Acara yang dibuka dengan pembacaan Alquran oleh Amirullah, S.Ag dan saritilawah oleh Mufidah
H. Abd. Salam Kadir yang juga tuan rumah dan juga sebagai tuan rumah memberikan laporan dan juga membacakan biografi singkat dari AGH Andi Syukri Karim.
Kemudian Dr. Safaruddin selaku murid bontot demikian dia menyebutkan dirinya memberikan testimoni terkait AGH Andi Syukri Karim.
Dia menceritakan bahwa dirinya tak malu mengatakan bahwa dia untuk pertama kalinya mencintai seorang lelaki.
“Dan dia adalah AGH Andi Syukri Karim, yang mungkin menjadi karomah beliau. Saya sering rindu untuk memandangi wajahnya ketika beliau mengajarkan ilmunya,” ucapnya.
“Bahkan ketika beliau ke Banyuwangi, kami para murid sering bertanya-tanya kapan beliau pulang, dan ketika beliau pulang, rasa rindu itu memuncak. Saya kemudian memberanikan diri untuk bertanya, bisakah saya memelukmu hai syekh. Dia kemudian membuka tangannya lalu merangkul saya,” ucapnya.
Dr. Saff kemudian membacakan puisi untuk AGH. Andi Syukri Karim yang didengarkan para jamaah Naqsabandiyah Khalidiyah.
Perayaan maulid dan haul ini dihadiri oleh pembina Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah M. Amir Jaya, Anggota DPRD Sulsel fraksi PKS Sri Rahmi, Caleg PKS Wahidah Eka Putri dan seluruh murid dari AGH Andi Syukri Karim.
Sebagai pengantar hikmah maulid dan haul dibawakan oleh Ustadz Syarif Liwang.
Sekilas Tarekat Naqsyabandiyah
Tarekat Naqsyabandiyah al Khalidiyah adalah salah satu thariqah mu’tabarah yang dalam sejarah mempunyai silsilah (guru) sampai Rasulullah SAW melalui mursyid akbar (guru besar) Syekh Muhammad Bahaudin al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi.
Tarekat Naqsyabandiyah didirikan oleh Syekh Muhammad Bahauddin anNaqsyabandi.Ia lahir di Bukhara, Rusia, pada tahun 717 H/1318 M, dan meninggal pada tahun 791 H/1389 di Bukhara, Rusia.
Pada perkembangan selanjutnya, Tarekat Naqsyabandiyah melahirkan cabang baru, yaitu Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, dan telah berkembang ke berbagai negara muslim di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah berkembang sangat pesat, khususnya di Sumatera, Madura, dan Jawa, bahkan telah sampai ke Cianjur.
Kemudian Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah, suatu sebutan bagi tarekat Naqsyabandyah yang dinisbatkan kepada salah seorang khalifah pemegang silsilah, yaitu Syekh Abdul Khalik Fajduani.