Religi  

Kisah Pengaduan Istri Tembus Hingga Langit Ketujuh

Orang-orang yang menzihar istrinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah istri mereka itu ibu mereka.Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Orang-orang yang menzihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, mereka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur.

Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah; bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih.”(Q.S. Al-Mujaadilah, 58:1-4)

Setelah menerima wahyu, Rasulullah SAW bersabda, ‘’Suruhlah dia membebaskan seorang budak.’’ Khaulah berkata,  ‘’Demi Allah, wahai Rasulullah, dia tidak mempunyai biaya untuk membebaskan budak.’’ Nabi SAW bersabda,’’ ‘’Suruhlah dia berpuasa dua bulan berturut-turut.’’

BACA JUGA:  Pelatihan Pelatih Paduan Suara Berakhir, ini Pesan Yohan Tinungki

Khaulah berkata lagi, ‘’Demi Allah, sesungguhnya dia seorang tua renta yang tidak berdaya.’’  Nabi SAW bersabda, ’’Suruhlah dia memberi makan 60 orang miskin dengan kurma.’’ Dia berkata lagi, ‘’Wahai, Rasulullah, dia tidak mempunyai makanan sebanyak itu.’’

Maka Rasulullah SAW bersabda,  ‘’Kami akan membantumu dengan serangkai kurma.’’  Dengan penuh gembira Khaulah berkata, ‘’Wahai Rasulullah, aku akan membantunya dengan serangkai kurma lagi.’’

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘’Engkau berbuat benar dan baik. Pergilah dan sedekahkan kurma itu baginya, kemudian perlakukan putera pamanmu dengan baik. Maka aku pun melakukannya.’’

Kisah hidup Khaulah mengandung pelajaran tentang kerukunan hidup suami istri dan keikutsertaan dalam memperbaiki perpecahan dan pemeliharaan hubungan kerabat serta ketuaan usia antara suami istri. Doanya yang tulus disertai dengan keimanan yang kokoh telah mampu menembus langit ketujuh dan langsung didengar Sang Khalik. (Republika online)

 

br