NusantaraInsight, Makassar — Dr.H.Andi Abdul Hamzah,Lc,M.A. menyebutkan, bencana terbesar yang akan dihadapi umat manusia bukanlah gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan kebakaran, melainkan jika orang yang mengaku beragama Islam namun tidak menunaikan salat.
“Ibadah salat akan mengangkat derajat umat-Nya di sisi Allah swt,” kata dosen Program Manajemen Haji dan Umrah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar tersebut saat membawakan tausiah peringatan Israk dan Mikraj Nabi Muhammad saw di Masjid Amirul Mukminin Kompleks Unhas Biring Romang Manggala, Makassar. Jumat (24/1/2025) malam.
Peringatan Israk Mikraj yang dipadati jamaah masjid tersebut diawali pembacaan kalam Ilahi oleh Syahruddin, S.Pd.I yang sehari-hari adalah imam tetap Masjid Amirul Mukminin, Ketua Panitia H.Khaedar, S.Sos.,M.M., dan Ketua Pengurus Masjid Amirul Mukminin Prof.Dr.drg.H.Hendra Canda, M.S.
Perjalanan Israk dan Mikraj Nabi Muhammad saw, kata Andi Abdul Hamzah, tidak dapat diterima berdasarkan akal atau logika, tetapi harus diterima berdasarkan keimanan. Allah swt memperjalankan Muhammad saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa di Palestina pada separuh malam dimaksudkan untuk memperlihatkan kebesaran dan kekuasaan-Nya.
“Pada saat peristiwa Israk dan Mikraj Allah memperjalankan roh dan jasad Nabi Muhammad saw hingga ke Sidratul Muntaha yang oleh kaum Quraisy dianggap sebagai perjalanan yang mustahil. Mereka menganggap Muhammad saw sudah gila,” ujar pria kelahiran Labuan Lombok Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur NTB, 8 April 1971 itu.
Andi Abdul Hamzah menjelaskan, dalam perjalanan Israk dan Mikraj itu Allah swt ingin memperlihatkan kepada Muhammad agar dapat menjadi hamba-Nya yang ideal dan terbaik serta kelak menjadi contoh teladan bagi umatnya.
“Jika mau mencontoh kehambaan pada Allah, maka teladanilah Nabi Muhammad saw. Kita mengidolakannya, karena dia dijamin Allah masuk surga,” ujar Andi Abdul Hamzah, kemudian menambahkan, ciri dan sifat kehidupan Nabi Muhammad saw seluruhnya tertuang di dalam Alquran. (mda).