Saat ditanya media ini terkait Apakah ada kandidat yang menurut Anda berhasil unggul dalam debat tadi malam ? Apa alasan yang mendukung penilaian tersebut ?
Asratillah mengutarakan, debat itu punya solusi entertain, selanjutnya memiliki fungsi bagi kandidat untuk mensosialisasikan diri mereka agar lebih disukai. Biasanya pemilih atau audiens itu cenderung melihat kandidat yang bukan cuma pandai berbicara ataukah punya visi misi yang canggih, tetapi mereka melihat kandidat tersebut menggunakan istilah-istilah yang sederhana. Nah pak Andi Sudirman unggul dalam debat itu.
Namun, kalau kita memeriksa redaksi visi misi dari masing-masing Paslon semalam itu, Danny Pomanto itu terlalu menggunakan istilah-istilah yang asing bagi masyarakat.
“Secara konsepsional itu bagus (Danny-Azhar, red), tapi bagi audiens itu kurang dimengerti. Dari segi untuk menyampaikan gagasan, gampang untuk dipahami, dan gampang untuk mengambil hati audiens itu terdapat pada diri Andi Sudirman-Fatma. Jadi Andi Sudirman itu unggul lah semalam,” jelasnya serius.
“Pemilihan ini adalah momentum bagi masyarakat untuk menentukan arah masa depan Sulsel. Diharapkan pasangan yang terpilih nanti benar-benar mampu menjawab tantangan dan membawa Sulsel ke arah yang lebih baik,” tutur Asratillah.
Saat ditanya oleh media ini terkait faktor apa yang akan menjadi penentu utama kemenangan kandidat di Pilkada nanti ?, sembari tertawa kecil Asratillah mengatakan, tentunya yang menjadi penentu kemenangan adalah kekuatan tim pemenangan.
“Kalau debat itu, kan paling banter mempengaruhi elektoral sebesar 5 persen. Namun yang paling berkontribusi terhadap kemenangan Paslon itu adalah kekuatan tim. Jadi siapa yang punya tim dan relawan besar, solid serta berkinerja bagus, maka itulah yang akan memenangkan kontestasi Pilgub 2024 mendatang,” tandas Asratillah. (*)














