Panas, Aksi Saling Serang Visi-Misi Warnai Debat Paslon Cabup-Cawabup Buteng

“Program umroh gratis ini tidak sembarang diberangkatkan, tapi disitu ada kriteria-kriteria seperti imam masjid, ibu-ibu majelis ta’lim, jadi tidak usah tanyakan soal itu, anggarannya tetap akan kita pikirkan,” jawab La Andi.

Saat diberi kesempatan kembali untuk menyanggah, pasangan Azhari dan Adam Basan merasa jawaban dari pasangan nomor urut 2 (dua) kurang tepat ditambah program tersebut dianggap pemborosan anggaran. Menurut Azhari dan Adam Basan, penuntasan kemiskinan dan memberikan bantuan kepada para anak-anak yatim lebih prioritas dan wajib dibanding memberangkatkan orang umroh.

“Umroh itu sunnah, mendahulukan orang miskin dan yatim piatu itu lebih wajib dalam islam dibanding memberangkatkan orang umroh, kemudian anda bilang adil, bagaimana akan diseleksi 50 orang dalam setahun yang akan pergi umroh karena mana yang akan anda dahulukan untuk berangkat dan yang mana anda simpan, pasti akan bias dan ada ketidak adilan di dalam itu,” terang Azhari selaku Cabup Buteng dari nomor 1 (satu).

Setelah itu, giliran pasangan nomor 2 (dua) yang memberikan pertanyaan kepada kubu nomor 1(satu). Pertanyaan yang dilontarkan La Andi terkait dengan program pengembangan kampus, yang mana tersebut merupakan salah satu dari program visi-misi pasangan Azhari dan Adam Basan.

BACA JUGA:  Ketua KPU Tana Toraja Lepas Perdana Logistik Pemilu 2024

“Terkait dengan pengambangan kampus, dimana pada point 1(satu), pengembangan kampus bertujuan untuk peningkatan SDM masyarakat, pertanyaan kami, terkait kata mengembangkan kampus, itu visi misi seorang rektor, bukan visi-misi bupati, mohon tanggapannya pak doktor,” ucap La Andi.

Pertanyaan mengarah lansung kepada Azhari yang memang memiliki latar belakang pernah menjabat sebagai seorang rektor di salah satu perguruan tinggi negeri lansung dijawab dengan lugas oleh dirinya.

Terkait pertanyaan itu, Azhari menerangkan bahwa, pembangunan hingga pengembangan sebuah kampus itu dilakukan tidak mesti harus menjabat sebagai seorang rektor di sebuah universitas, Ia mencontohkan dirinya pada saat mengembangkan sebuah kampus di Kabupaten Kolaka, pada saat itu Ia belum menjadi seorang rektor, melainkan masih menjabat sebagai staf khusus Pemerintah Daerah di sana. Menurutnya, pembangunan dan pengembangan sebuah kampus di sebuah daerah bisa dimulai dan dilakukan dengan metode kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan beberapa ormas dan lembaga.

“Kampus itu bukan hanya urusan rektor, anda tahu tidak, saya bangun kampus waktu itu saya belum jadi rektor, saya masih sebagai staff khusus Bupati Kolaka waktu itu,” kata Azhari.

BACA JUGA:  Smart Community For Mulia' Gelar Syukuran Kemenangan, Munafri : Terima Kasih Atas Dukungan Teman-teman Alumni SMANSA 82

Sesi tanya jawab dalam acara debat paslon tersebut kemudian selesai, Acara debat kemudian diakhiri dengan pidato penutupan dari kedua paslon.