Selamat Hari Pendidikan Nasional, Pendidikan Berbasis Komunitas Ala K-Apel

Pendidikan berbasis komunitas ala K-Apel
Pendidikan berbasis komunitas ala K-Apel

NusantaraInsight, Makassar — Rahman Rumaday, Founder Komunitas Anak Pelangi ((K-Apel), ia membeberkan konsep pengelolaan pendidikan berbasis komunitas sebagai solusi untuk mengembangkan kemandirian pola pikir anak dan masyarakat sebagaimana yang dikembangkan di komunitas yang didirikan.

Saat di wawancarai media ini dalam rangka Hari Pendidikan Nasional 2 Mei bertepatan dengan hari Kamis tanggal 2 Mei 2024 di kantor redaksi media BugisPos.com Jl. Landak Baru Makassar.

Menurutnya, pendidikan semacam ini memerlukan niat yang tulus dan dilakukan dengan penuh keikhlasan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Pendekatan ini tidak hanya melibatkan sekolah dan guru sebagai sumber pengetahuan, tetapi juga memperluas ruang pembelajaran ke dalam komunitas tempat anak-anak tinggal.

Dalam pandangan Rahman Rumaday pria yang akrab disapa Bang Maman, pendidikan berbasis komunitas menempatkan kepentingan anak dan masyarakat sebagai fokus utama.

Ini bukan hanya tentang menyediakan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat yang beragam. Dengan demikian, pendidikan tidak lagi terbatas pada pembelajaran di dalam kelas, tetapi juga melibatkan interaksi aktif dengan lingkungan sekitar.

BACA JUGA:  SLBN 1 Parepare Adakan Workshop dan Parenting

Pendekatan pendidikan ini juga menekankan pentingnya keterlibatan orang tua dan anggota masyarakat dalam proses pembelajaran anak-anak mereka dianggap sebagai mitra dalam mendukung perkembangan anak secara holistik. Dengan melibatkan komunitas, pendidikan dapat menjadi lebih relevan dengan kebutuhan lokal dan mampu merespons perubahan sosial yang terjadi.

Rahman Rumaday Founder Komunitas Anak Pelangi (K-Apel) itu meyakini bahwa melalui pendidikan berbasis komunitas anak-anak akan belajar tidak hanya dari buku teks, tetapi juga dari pengalaman langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Mereka akan belajar tentang nilai-nilai, norma, dan budaya yang ada di sekitar mereka, sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang berkontribusi secara positif.

Dengan demikian, pendidikan berbasis komunitas bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan kesiapan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Secara keseluruhan, pendidikan berbasis komunitas yang diadvokasi oleh Rahman Rumaday menawarkan paradigma baru dalam mengelola sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Dengan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik di dalam maupun di luar sekolah, pendidikan dapat menjadi sarana yang lebih efektif untuk membentuk generasi yang tangguh dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.