Menurut Prof.Daoed, Universitas Al Azhar sejak ratusan tahun yang lalu, bahkan sejak awal berdirinya, merupakan pemerhati ilmu-ilmu utama. Prinsip Al Azhar adalah menjaga keseimbangan moderasi yang sangat diperlukan. Al Azhar selalu menjadi rujukan utama penegakan keseimbangan, baik itu di Mesir, maupun di seluruh dunia.
“Untuk ini Al Azhar telah membuktikan sebagai institusi yang memiliki sejarah yang sangat terkemuka menjaga ilmu pengetahuan dan budaya sesuai dengan prinsip moderasi tersebut,” ujar Prof.Daoed.
Lulusan-lulusan Az Azhar tersebar ke mana-mana dan seluruh dunia. Universitas Al Azhar telah membuktikan, telah banyak memberikan kontribusi kepada dunia. Al Azhar memiliki 100 fakultas. Jumlah mahasiswa setengah juta dari penduduk Mesir. Banyak dari berbagai kalangan dunia yang belajar ke Al Azhar.
“Setengah dari orang asing yang belajar di Az Azhar itu berasal dari Indonesia,” kata Prof. Daoed.
Mengenai tema yang diperbincangkan dalam webinar internasional tersebut berkaitan dengan perempuan, Prof. Daoed menyebut, sangat urgen dan perlu. Kita mengetahui, komunitas manusia adalah setengahnya dari kaum wanita. Dalam segala komunitas yang utuh itu, tidak akan menjadi utuh kalau tidak terdiri atas wanita dan laki-laki. Perhatian kepada wanita menunjukkan perhatian kita kepada putri, ibu kita, kepada saudari-saudari kita, itu merupakan perhatian kita yang terbesar terhadap semua yang merupakan bagian dari komunitas yang utuh.
“Sesungguhnya, Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan wanita, dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku, sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang-orang yang bertakwa kepada-Nya,” kata Prof. Daoed mengutip salah satu ayat dan surah di dalam Alquran.
Dia mengatakan, awal mula komunitas manusia ini terdiri atas laki-laki dan perempuan. Keduanya, kemudian menyebar begitu banyak. Ini merupakan keseimbangan antara laki-laki dan perempuan. Inilah asal usul fundamen yang merupakan fitrah manusia tentang keberadaan laki-laki dan perempuan. Secara khusus keseimbangan ini mulai terjadi ketimpangan-ketimpangan di dunia, yaitu adanya seruan-seruan perhatian pada hanya satu lawan jenis. Tidak keduanya. Ini merupakan kehilangan satu keseimbangan dan melawan kodrat Allah dan melawan fitrah manusia.
“Oleh karena itu, laki-laki dan perempuan, harus memperoleh perhatian yang seimbang. Kemudian yang menyeru kepada satu jenis ini adalah mereka yang dimaksud dengan orang-orang yang berperilaku suka pada jenis kelamin satu atau hanya menyeru pada jenis kelamin dan tidak ada keseimbangan,” ungkap Prof.
Daoed, kemudian menambahkan, inilah yang perlu ditangkal sekarang dan dicarikan serta dikembalikan kepada fitrahnya”.