Unhas Gelar KKN Transformatif

Unhas Gelar KKN Transformatif
Unhas

NusantaraInsight, Makassar — Sub Direktorat Pembelajaran Berbasis Pengabdian Masyarakat Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar pertemuan penting dengan pemerintah daerah se-Sulawesi Selatan. Pertemuan ini bertujuan untuk membahas kolaborasi dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Acara yang berlangsung di Gedung IPTEKS Unhas dihadiri oleh sebanyak sembilan kabupaten/kota, di antaranya, Kabupaten Luwu Timur, Sinjai, Pangkep, Barru, Wajo, Jeneponto, Bantaeng, Maros, dan Kota Parepare.

Turut hadir mitra kolaborasi institusi diantaranya PT. Vale Indonesia, KPU Sulsel, dan BNN Sulsel. Acara ini dipandu oleh Dr. Ir. Syarifuddin Mabe Parenreng, ST., MT., IPU., CSRS., CRMP, yang memaparkan model transformasi KKN Unhas yang ditawarkan dalam enam model berbeda.

“Kami menawarkan lima model KKN yang dapat dipilih oleh pihak pemerintah daerah, yaitu KKN model pengabdian, inovasi daerah, kolaborasi institusi, prestasi, dan internasional. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkuat engagement dengan mitra, khususnya pemerintah daerah se-Sulawesi Selatan,” jelas Dr. Syarif.
Direktur Transformasi Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran.

Sementara itu, Sahriyanti Saad, S.Hut., M.Si., Ph.D, menambahkan bahwa model KKN transformasi Unhas bertujuan untuk melahirkan roadmap kolaborasi yang dapat diimplementasikan dalam tiga kegiatan utama: desa binaan, pemberdayaan masyarakat, dan riset inovasi desa.

BACA JUGA:  Mubes IPM SBT Sukses Digelar, Ishak Rumwokas jadi Nahkoda Baru

Selama sesi pemaparan, interaksi dengan peserta dari pihak pemerintah daerah berlangsung antusias. Banyak peserta memberikan tanggapan, pertanyaan, dan saran untuk pengembangan model KKN transformasi Unhas.

Andi Asrul dari Desa Cempa, Pinrang, mengusulkan agar desanya dijadikan desa binaan oleh Unhas, serta didampingi dalam penyusunan RPJMDes yang baru sesuai dengan perpanjangan usia RPJMDes menjadi delapan tahun berdasarkan UU terbaru.

“Kami juga sangat berharap Unhas dapat mengirimkan peserta KKN dari fakultas pertanian atau sejenisnya, karena kami menghadapi masalah hama padi yang serius di desa kami,” ungkap Andi Asrul.

Pejabat Sekretaris Daerah Kota Parepare, Muhammad Husni Syam, juga berharap program-program KKN tematik sebelumnya yang ditempatkan di Parepare dapat dilanjutkan. Program tersebut sebelumnya adalah tematik produk halal dan integrasi data kependudukan dengan data spasial.

“Jika dimungkinkan, waktu KKN juga ditambah, dan jumlah mahasiswa yang dikirim ditingkatkan. Kami siap berkolaborasi,” ujar Muhammad Husni.

Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi internal antara masing-masing tim pemerintah daerah dengan tim Dosen Pendamping Kegiatan (DPK) KKN yang bertanggung jawab di masing-masing daerah.