SMAS IT Shohwatul Is’ad Sulsel Ikut Program Pertukaran Guru ASEAN-Jepang

Shohwatul Is’ad

Para anggota delegasi juga diajak berkeliling melihat fasilitas sarana dan prasarana sekolah serta mendapat penjelasan bagaimana pengembangan kurikulum dan sistem pendidikan di Jepang, pendalaman pendidikan siswa-siswi Jepang, pendidikan STEAM, serta pembentukan karakter serta kebiasaan siswa-siswi Jepang yang berorientasi nilai-nilai integritas dan sifat disiplin serta pentingnya tanggung jawab atas hal apapun.

Dalam kunjungan ke tiga sekolah tersebut juga delegasi Indonesia diberi kesempatan mengamati proses belajar mengajar (KBM) di kelas, proses penyajian makan siang di sekolah, dan bagaimana para siswa-siswi di Jepang bahu membahu membersihkan kelas dan sekolah pada waktu pagi dan siang hari.

Selama tiga hari kunjungan di Prefektur Tokushima, delegasi Indonesia juga diterima langsung oleh Gubernur Prefektur Tokushima H.E Mr. Masazumi Gotoda. Beliau berpesan serta menyambut baik kunjungan ini agar delegasi guru ASEAN dapat mengambil manfaat dari program ini sebaik mungkin.

“Dengan kunjungan dari delegasi guru ASEAN, kami berharap semua hal baik tentang pendidikan di Jepang dapat ditiru serta diterapkan di sekolah masing-masing, terutama program yang berkaitan dengan tujuan pembangunan yang berkelanjutan, Sustainable Development Goals (SDGs) di sektor pendidikan, dan kami dari Prefektur Tokushima menyambut baik program sebagaimana ASEAN-Jepang sudah memiliki sejarah hubungan baik hingga saat ini” tutur Gubernur Provinsi Tokushima H.E Mr. Masazumi Gotoda.

BACA JUGA:  HAN 2025: Pagi Ceria Dengan Permainan Tradisional di SD Negeri Parinring Makassar

Rendika Agustianto dalam keterangannya kepada media ini melalui Whatsapp (WA), Selasa (26/11/2024) menjelaskan, program ini juga menjadi kesempatan bagi delegasi untuk saling menukarkan ide inovatif yang bisa diimplementasikan di sekolah masing-masing khususnya dalam mendukung program SDGs. Program SDGs merupakan salah satu isu penting dalam menghadapi dampak dari perubahan iklim drastis.

“Oleh karena itu, dengan diakomodasi oleh sektor pendidikan, diharapkan para siswa dan guru serta dinas terkait juga memiliki kesadaran yang sama terhadap program yang berkelanjutan (SDGs) yang inklusif dan berkualitas,” ujar Rendika Agustianto.

Dia mengatakan, program ini tentu saja sangat baik karena dapat menciptakan inovasi-inovasi bagi guru dalam mendukung isu perubahan iklim yang saat ini menjadi perhatian seluruh dunia.

“Program ini tentu saja sangat baik bagi kami, khususnya guru karena dalam program ini ditunjukkan bagaimana isu perubahan iklim bisa masuk dalam sektor pendidikan. Salah satu hal sederhana adalah menjaga kebersihan di lingkungan sekolah serta bagaimana sampah bisa dioloh menjadi hal-hal berharga,” tutur Rendika Agustianto, delegasi dari SMAS Islam Terpadu Shohwatul Is’ad Provinsi Sulawesi Selatan.

br