kebaktian sudah genap
bapak menggali kuburan riuh
saudaraku menjala pertempuran
badai gurun
jasad beradat penuh
terbaring angkuh
di atas papan catur
berkembangbiaklah bumi yang labil
turut berenang di dalam lautan tak bertepi
ataukah menelan
bunga-bunga karang
tanyaku waktu itu
mengapa dewan-dewa rajin mabuk
menjaga pintu kematian
sekian waktu dikhianati
jadi suatu dongeng
huruf-huruf lumpuh di lembaran koran
aku kecurian tanah-tanah pijak
sepuluh tahun kubangun
jadi tugu hijau dihatimu
mencair
untuk penyair atau penginjil
Bekasi, Tambun, 1996/1997
PERTEMUAN II
siapa mau bersajak
tiang-tiang beton
salah dihapalkan
penyanyi beriman, itu pikiran pertama
menyergap percakapan
di pintu rumahmu
satu abad kemudian
sepotong ginjal
tak bernilai jual
potret semua perkawinan retak
masih setia bersetubuh
dengan birahi angin
Bekasi, Tambun, 1996/1997
.
PERTEMUAN IV
Mari kita membangun kapal besar di atas gunung batu
suatu pertemuan ribuan jam terbang
sibuk mencuri buah jarum
dari dalam perut laut
kemarin disodorkan
daging adat
sekarang kesetiaan darah anggur
harus dipikul rata.
Bekasi, Tambun, 1996/1997
Hujan, Hatiku Gelisah Ingin Turun ke Sawah
Sejak kemarin sudah kulakoni
rumah tangga yang hancur
menyebar firman-Mu melalui media digital
menjadi teladan bersolek di kaca di gereja.
Lalu berbicara dengan suara lantang;
anak-anak di Damaskus Suriah yang kelaparan
anggaran negara defisit Rp 290 triliun
hingga PHK massal bertabrakan dengan kendaraan di jalan.
Pagihari ini
semua jadi berubah total
kulihat air rawa
di tubuhnya ada sawah.
Perahu berlayar
dengan pose seperti seekor macan
menyesal dan harus berdiam
seperti keterasingan diri.
Pamulang, Februari 2016
HARI-HARI BURUK
Hari-hari buruk ialah hari-hari takkala secara membabibuta ekor lusifer melibas mulutnya yang liar sehingga jantungku kian kusut meledakkan suatu amarah jadi berkesinambungan di belakang rumah Tuhan
.O, sungguh puisi ini mau bercerita ketiga kali umat Tuhan disakiti seperti bongkahan batu mau menimpa kepalaku tak sanggup lagi berbicara tentang nasehat Firman Tuhan.
Hari-hari buruk ialah hari-hari takkala seorang rahib berkhotbah dua atau tiga puisi berbalut darah hitam.Menyerang kembali wajahku jadi rusak.Jari-jari tanganku jadi tegang kembali.
O, mengapa rumah Tuhan berubah jadi rumah jagal hewan amat menakutkan.Otakku dikuasai roh setan, malaikat-malaikat Tuhan melembutkan hatiku, pecah lagi mengeluarkan nanah yang membusuk.
Pamulang, 2015
TAMAN GETSEMANI
usai upacara komuni
menuju seberang tembok kota yerusalem
garang dan liar
ke sana kubawa rerumputan hijau
bunga-bunga surga.