MENULIS DENGAN PENA

Di Indonesia kita menyebutnya Vulpen yang berasal dari bahasa Belanda yang mengacu pada pena tinta atau fountain pen dalam bahasa Inggris. Kata “vul” berasal dari kata “vullen” yang berarti mengisi (refill) dan “pen” mengacu pada pena. Jadi, secara harfiah, vulpen berarti pena yang bisa diisi ulang dengan tinta.

Pada abad ke-20 muncullah Pena bola, yang dikenal sebagai ballpoint pen, dipatenkan pada tahun 1938 oleh László Bíró, seorang jurnalis asal Hungaria. Pena bola menggunakan bola kecil di ujungnya untuk mengeluarkan tinta secara merata saat menulis. Pena bola menjadi sangat populer karena kepraktisannya dan harganya yang terjangkau. Pena ini memperbaiki pena fountain yang tintanya keringnya lama dan sering pula mengotori saku.

Di Indonesia–kembali kita menggunakan istilah Belanda; balpen –untuk pulpen barbola ini.

Pada tahun 1943, László Bíró mendirikan perusahaan “Bíró Pens of Argentina” dan mulai memproduksi pena bola secara komersial. Pena ini dikenal sebagai “birome” di Argentina, sebuah istilah yang masih digunakan hingga hari ini.

BACA JUGA:  Semarak Sastra Cinta Bangsa di Kota Tua Jakarta

***
Pena sangat berjasa ketika mesin cetak belum ada. Para warraq berperan penting dalam penyebaran pengetahuan dan literasi di dunia Islam selama Abad Pertengahan. Mereka terlibat dalam berbagai aspek produksi dan distribusi buku, mulai dari pembuatan kertas hingga penyalinan, penjilidan, dan penjualan buku meskipun secara harfiah warraq berarti pengrajin kertas.

Penyalinan buku dilakukan dalam arti sesungguhnya, menyalin dengan menulis satu persatu buku, menambahkan komentar pada buku yang sedang ditulis karena para warraq memang sangat ahli dalam banyak bidang pengetahuan.

Salah satu warraq terkenal pada abad ke-10 adalah Ibn al-Nadim. Ia menulis Kitab al-Fihrist, sebuah ensiklopedia dan bibliografi yang memberikan pandangan mendalam tentang dunia literatur dan pengetahuan pada zaman keemasan Islam.

Bayangkan bagaimana kemampuan Ibn al-Nadim menulis tangan Kitab al-Fihrist yang berisi 10 bagian permasalahan dengan pembahasan yang luas lalu memproduksinya juga dengan menyalinnya. Tentu dengan bantuan pena yang ada pada masa itu.