Asa Dalam Anatomi Keretakan

Keretakan
Artist Talk, Jum'at (18/07). Ki-ka: Tara Febriani K (Host), Zaeni Mohammad (Artist), dan Wang Arzacky (Curator). Foto: Aks

“Masih ada asa untuk memperbaiki dari keretakan bahkan kehancuran yang ada di sekitar kita,” pungkas Wang, yang merasa “terhormat” mengkurasi karya lukis Zaeni Mohammad. Ini pengalaman pertamanya mengkurasi karya lukis!

*Aktivis Lingkungan Hidup*

Zaeni Mohammad memulai kiprahnya di dunia seni (gambar) sejak tahun 1960-an di Solo, Jawa Tengah. Zaeni Mohammad adalah sosok seniman lintas medium yang telah menjelajahi berbagai ranah kesenian—mulai dari seni rupa, penata artistik, teater, seni pertunjukan, hingga keterlibatannya sebagai pegiat anti korupsi dan aktivis lingkungan hidup.

Selama lebih dari empat dekade, Zaeni telah berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia untuk mengikuti, berpartisipasi, maupun menginisiasi berbagai kegiatan kesenian. Perjalanan ini memperkaya perspektif artistiknya dan memperkuat posisi Zaeni sebagai seniman yang tidak hanya berkarya, tetapi juga berdialog dengan isu-isu sosial dan budaya.

Kini menetap dan berkarya di Lombok, Zaeni telah menjadi bagian penting dari lanskap kesenian lokal, tetapi juga sebagai bentuk pernyataan dari kesadaran. Bagi dunia seni di Lombok, nama Zaeni Mohammad bukan lagi hal yang asing—ia adalah energi yang terus bergerak, memaknai seni sebagai ruang hidup dan perlawanan.

BACA JUGA:  GIGI EMAS

Dengan latar seperti itu, dapatlah dimengerti, bagaimana Zaeni membangun komunikasi dengan Wang Arzacky sebagai Kurator. Ada muatan trust bahkan kepercayaan penuh yang hendak ditegakkannya.

“Kurator bagi saya adalah orang yang mencurahkan pikiran dan tenaga secara penuh. Untuk tidak sekedar memilih-memilah karya, tapi lebih dari itu. Menyuguhkan karya dengan taste (rasa) yang tentu saja subyektif agar “sampai” pada penikmat karya, pun saat karya itu berpindah tangan karena laku terjual,” ujar Zaeni.

“Intinya manajemen pameran adalah saling percaya. Sepenuhnya saya serahkan pada Kurator,” tambahnya.

Terkait judul, Zaeni tak pernah sama sekali mengedepankan judul. Baginya, semua terpusat pada ide dan gagasan yang spontan atau yang lama menggumpal dalam pikiran.

Tentu saja bagi seorang seniman lukis, “Hal ini sangat mengganggu!”, ucap Zaeni dalam Artist Talk: “Street Eyes on Fine Lines”, Jum’at (18/07).

Zaeni kembali mengingatkan bahwa untuk mencapai tingkat kepercayaan penuh harus melewati fase bagaimana menekan ego dan mengesampingkan perilaku “gue-gue, elu-elu”. Hal ini sangat penting pada akhirnya, karena akan menjadi perayaan bersama (atas keberhasilan pameran, apa pun itu).

BACA JUGA:  EMHA AINUN NADJIB: PENJAGA MATA AIR SPIRITUAL NUSANTARA

Kurator Wang Arzacky dikenal sebagai seorang seniman yang menggabungkan elemen visual grafis dan simbolik dalam karyanya. Wang mulai mengeksplorasi dunia seni grafiti pada tahun 2016, dengan gaya khas yang terinspirasi oleh bentuk-bentuk piramida dan palet warna hitam, putih, serta abu-abu. Karyanya, yang berfokus pada penggabungan geometri dan simbolisme, bertujuan untuk mengekspresikan lapisan makna yang mendalam melalui kesederhanaan visual.