Ali dan Workshop Penulisan Kreatif

Ada dua pembicara dalam workshop ini. Pak Maysir Yulanwar sebagai pembicara pertama. Dengan kupluk sebagai ciri khasnya. Namun kupluk yang ia kenakan berwarna hitam, berbeda dengan kupluk pada poster kegiatan.

Katanya ia berasal dari Jeneponto, sebuah kota yang terkenal dengan kudanya. Terletak di sebelah Selatan kota Makassar.

Mula-mula workshop ini dihantar oleh Kak Fadly selaku ketua panitia dan dilanjutkan oleh Pak Maysir Yulanwar.

Pemateri menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Terlebih lagi ia menggunakan diagram materi agar lebih mudah dimengerti.

“Hard news dan soft news merupakan sebuah berita yang dapat kita kemas dalam cara penulisan straight news,” ujar Pak Maysir.

“Berbeda halnya dengan penulisan kreatif, yang lebih lugas. Dalam jurnalisme juga kita kenal jurnalisme sastrawi, yang berusaha untuk menghidupkan peristiwa,” sambungnya.

Pukul 19.00 waktu istirahat telah usai. Ruangan masih lengang. Angin dari AC bertiup lembut dan bertambah dingin. Bunyi derik pintu saat orang memasuki ruangan cukup mengilukan membuat kening berkerut.

BACA JUGA:  Materi Keorganisasian LKPTS Pimda 28 Makassar 

“Semua anggota tubuh kita adalah sumber ide,” ujar Pak Rusdin Tompo.

Ia lantas berdiri di tengah-tengah ruangan sambari memperagakan bahwa dari mata kita dapat menemukan ide, dari kaki kita bisa menemukan ide, dari telinga sekalipun kita dapat menemukan ide.

“Mind map atau peta pikiran adalah salah satu cara dalam membuat kerangka penuoisan,” sambungnya.

Dengan antusias Pak Rusdin Tompo mengangkat lukisan yang sedari tadi tergeletak di pojok ruangan. Dia lalu meminta setiap peserta untuk memberikan tanggapan terkait hal menarik apa yang ingin dituliskan.

Peserta dalam ruangan memberi pandangan yang berbeda pada karya yang sama. “Inilah sudut pandang dalam melihat karya. Begitu juga dengan menulis. Ada sudut pandang,” paparnya.

Di akhir pertemuan setiap peserta diberi waktu selama beberapa menit untuk membuat sebuah tulisan serta membacakannya.

Mula-mula salah seorang peserta ditunjuk untuk membacakan tulisannya. Tawa spontan terdengar, serta tepuk tangan mengiringi saat tulisan usai dibacakan.

Semua peserta mempunyai giliran yang sama untuk membacakan karyanya.

BACA JUGA:  Prof.Dr.Wahyu Wibowo : Dalam Proses Kreatif, Karya Puisi Pulo Lasman Simanjuntak Cenderung Bergulat Dalam Sepinya

Workshop menulis kreatif seni rupa ini diakhiri dengan sesi foto bersama dan bertukar tawa dalam balutan canda.

Sayangnya, Ali tak mengikuti workshop tersebut sampai selesai. (*)