Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini di Tosora Wajo, Nenek Moyang Wali Songo

Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini
Masjid Tua Tosora jejak peninggalan Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini

NusantaraInsight, Makassar — Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini atau Maulana Husain Jumadil Kubro yang makamnya terletak di Desa Tosora, Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, menyimpan jejak penyebaran agama Islam di Sulsel yang telah ada sebelum tiga Datuk dari Minangkabau hadir.

Ia yang oleh masyarakat Wajo disebut sebagai Sehe’ta ri Tosora adalah cucu dari Nabi Muhammad SAW yang pertama kali datang ke Sulawesi Selatan tepatnya di Tosora, dia juga merupakan kakek buyut dari Wali Songo, yaitu Sayyid Maulana Malik Ibrahim, Sayyid Ainul Yaqin atau Sunan Giri, Sayyid Raden Rahmatullah atau Sunan Ampel dan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.

Dimana, sebelumnya ketahui bahwa agama Islam menyebar di Sulawesi Selatan pada tahun 1603 dengan tiga tokoh dari Minangkabau, yaitu Abdul Makmur Datuk Ri Bandang, Datuk Sulaiman atau Datuk Pattimang dan Abdul Jawad Khatib Bungsu Datuk Ri Tiro.

Namun keberadaan tokoh penyebar Islam di Wajo pada tahun 1320 membuktikan penyebaran Islam sudah di mulai pada awal abad ke-14.

BACA JUGA:  Tiga Golongan Doanya Tidak Tertolak

Asal Usul Syekh Jamaluddin Al-Husaini

Menurut riwayat, asal usul Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini adalah keturunan langsung atau cucu Nabi Muhammad  SAW, namun terdapat beberapa versi.

Yang pertama; menyebutkan bahwa Syekh Jamaluddin Akbar Alhusaini  adalah cucu ke-10 Nabi Muhammad SAW.

Pendapat  kedua, menyebutkan bahwa Syekh Jamaluddin Akbar Alhusaini adalah keturunan ke-18.

Kemudian pendapat ketiga menyebutkan bahwa Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini adalah keturunan ke– 20 Nabi Muhammad SAW.

Namun, semua versi tersebut berasal dari satu keturunan yang sama, yaitu keturunan dari puteri nabi yang bernama Fatimah Az-Zahra.

Beliau lahir pada 1270 M di Negeri Malabar, yakni sebuah negeri yang terletak di Wilayah Kesultanan Delhi.

Sumber lain menyebutkan bahwa Syekh Jamaluddin Al-Akbar Al-Husaini, adalah raja/sultan ke-4 Kesultanan Islam Nasarabad di India Lama, juga sebagai mubalig yang menyebarkan agama Islam ke Nusantara.

Beliau lahir pada 1270 M, dan meninggal di Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan pada 1453 M. Jadi, diperkirakan usia beliau sekitar 183 tahun.

Sementara itu, Peneliti sejarah Islam Indonesia dari Universitas Negeri Belanda bernama Bruinessen dari beberapa catatan sejarah menyebutkan Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini atau Syekh Jumadil Kubro lahir sekitar tahun 1270, dan berasal dari Samarqand, Uzbekistan Asia Tengah.

BACA JUGA:  Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Bakal Mengadakan Workshop Tur Sejarah Tallo

Tetapi besar kemungkinan bahwa itu hanya tempat yang pernah dikunjungi olehnya untuk berdakwah. Lebih meyakinkan menurut peneliti sejarah ini, beliau berasal dari Hadramaut, Yaman.

Ayahnya bernama As-Sayyid Ahmad Syah Jalaluddin bin Abdullah bin Abdul Malik Azmatkhan (Azmatkhan ke III) atau yang dikenal dengan nama Amir Ahmad Syah Jalaluddin, seorang gubernur (Amir) di Negeri Malabar atau Nasarabad di India.

Kakek buyutnya seorang yang bergaris keturunan ke Imam Jafar Shodiq, salah seorang keturunan keenam dari Nabi Muhammad SAW.

Pada masa pemerintah Islam di India, Amir Ahmad Syah Jalaluddin dianggap sebagai seorang tokoh besar  yang berpengaruh pada waktu itu. Jabatan yang beliau peroleh adalah Raja Kesultanan Nasarabad India Lama.

Di dalam Silsilah Geonologi Allawiyyin disebutkan nazab lengkap dari keturunan Syekh Jamaluddin Akbar Alhusaini, yaitu dari Nabi Muhammad SAW,  Fatimah Azzahra, Al Imam Husain, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al Bagir, Ja’far As Shadiq, Musa Kadzim, Ali Uradhy, Muhammad An-Nagieb, Isa ar-Rummy, Ahmad al-Muhajir, Ubaidillah, Almi Allawiyyin, Muhammad, Alwi Ali Khala-Ghasam, Muhammad Shahib Mardad, Alwi, Abdul Malik, Abdullah, Ahmad Jalaluddin yang terakhir Jamaluddin Akbar Alhusaini