Namun, tambahnya, kita sekarang serba dimudahkan, tinggal memesan saja, makanan yang diinginkan datang. Hanya saja disarankan, pemanfaatan teknologi ini mesti bisa meningkatkan keterampilan seorang ibu. Ibu bisa mencari resep di internet atau video tutorial untuk memasakkan menu kesukaan anak atau suaminya.
Dikatakan, kalaupun kita punya kecukupan materi, anak-anak jangan dimanjakan dengan selalu diberikan uang. Tidak semua permintaan anak harus dipenuhi. Kalau pun dikasi uang, ditanya lagi, dibelikan apa itu uang ta. Biar kita tahu peruntukannya secara tepat.
Hal lain yang disampaikan, bahwa jangan membanding-bandingkan kemampuan kita sebagai orangtua dengan anak kita. Karena zaman dan situasi kita sangat berbeda dengan anak kita saat ini.
“Hal-hal kecil itu kalau dilakukan konsisten, insya Allah akan berdampak besar dan bermanfaat bagi kehidupan anak kelak,” paparnya.
Muhammad Agus, mengatakan reward yang diberikan kepada anak sebaiknya sesuai apa yang jadi kebutuhan dan keingan anak. Kalau anak inginkan mobil-mobilan, misalnya, jangan dibelikan bola. Ditambahkan bahwa apresiasi kepada anak tak harus berupa benda atau barang, tapi bisa juga dalam bentuk ucapan atau kata-kata.
Momen penerimaan rapor ini, digunakan kepala sekolah untuk juga berbagi inspirasi. Dikatakan, saat penerimaan rapor, kita bukan cuma mengucapkan terima kasih tapi juga bersyukur. Bahwa rampung lagi satu proses yang dilewati anak kita.
Muhammad Agus yang masih tercatat sebagai guru PJOK di SD Negeri Pongtiku 1 itu menekankan pentingnya komunikasi efektif dan saling menghormati, antara guru dan orangtua. Katanya, perlu komunikasi secara terbuka antara guru dan orangtua demi kemajuan pendidikan anaknya. Kerjasama dan kolaborasi diperlukan jika ingin pendidikan dan sekolah maju.
Kepada orangtua, Muhammad Agus meminta agar mereka memahami kemampuan akademik anaknya. Orangtua mesti mengetahui pelajaran apa yang anaknya senangi. Bila perlu berkonsultasi dengan guru, apa yang bisa dilakukan untuk kemajuan anak didiknya.
“Saya mengimpikam, anak-anak kita masuk ke sekolah dengan bahagia dan meninggalkan sekolah juga dengan suasana hati yang bahagia,” harapnya.
Sebagai rangkaian dari Hari Ibu yang biasa diperingati setiap tanggal 22 Desember, Ketua Bunda Pustaka, Mulyati Husain, tampil menyampaikan keberadaan komunitasnya yang merupakan program inovasi sekolah itu.
Bunda Syafa, begitu Mulyati Husain akrab disapa, mengaku banyak manfaat yang dirasakan. Bukan cuma bagi dirinya dan ibu-ibu yang tergabung dalam Bunda Pustaka, tapi juga bagi anak-anak, dan sekolah.







br






