Proker Mahasiswa KKN Unhas Desa Tellu Limpoe Sinjai Angkat Teknologi Budidaya Maggot

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Hasanuddin menggelar program kerja bertajuk Teknologi Budidaya Maggot sebagai Alternatif Pakan Ternak dan Pengurai Limbah Organik di Aula Kantor Desa Tellu Limpoe, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, 16 Januari 2025 lalu.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Hasanuddin menggelar program kerja bertajuk Teknologi Budidaya Maggot sebagai Alternatif Pakan Ternak dan Pengurai Limbah Organik di Aula Kantor Desa Tellu Limpoe, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, 16 Januari 2025 lalu.

NusantaraInsight, SinjaiMahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Hasanuddin menggelar program kerja bertajuk Teknologi Budidaya Maggot sebagai Alternatif Pakan Ternak dan Pengurai Limbah Organik di Aula Kantor Desa Tellu Limpoe, Kecamatan Tellulimpoe, Kabupaten Sinjai, 16 Januari 2025 lalu.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat budidaya maggot dalam mengatasi limbah organik sekaligus sebagai alternatif pakan ternak yang bernutrisi tinggi.

Seperti yang disampaikan oleh A. Saskia Nur Istifha kepada NusantaraInsight.com, Minggu (9/2/2025) melalui rilis persnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perangkat desa, kelompok tani, serta warga setempat yang antusias ingin mengetahui lebih lanjut mengenai budidaya maggot.

Dalam pemaparan yang disampaikan oleh tim KKN, maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF) memiliki peran penting dalam siklus ekologis karena mampu mengurai limbah organik dengan cepat. Selain itu, maggot juga kaya akan protein dan lemak, menjadikannya pakan ternak yang efektif dan berkelanjutan.

Sekretaris Desa Tellu Limpoe, Arman, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini.

BACA JUGA:  Lokakarya Calon Guru Penggerak di SMAN 7 Bulukumba Dihadiri Ratusan Peserta

“Kami sangat mendukung inisiatif mahasiswa KKN ini. Budidaya maggot adalah solusi inovatif yang tidak hanya membantu dalam pengelolaan limbah organik, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, khususnya peternak. Dengan teknologi ini, kami berharap peternak di desa kami bisa lebih mandiri dalam menyediakan pakan berkualitas dengan biaya yang lebih murah,” ujarnya.

Selain sesi penyuluhan, peserta juga mendapatkan pelatihan langsung mengenai teknik budidaya maggot, mulai dari pemilihan media ternak, perawatan, hingga proses pemanenan. Beberapa warga bahkan menunjukkan ketertarikan untuk menerapkan metode ini di rumah mereka.

Dengan adanya program KKN ini, diharapkan masyarakat Desa Tellu Limpoe semakin sadar akan pentingnya pengelolaan limbah organik yang ramah lingkungan serta dapat memanfaatkan maggot sebagai alternatif pakan ternak yang ekonomis dan berkelanjutan.